Papua No. 1 News Portal | Jubi
Banten, Jubi – Gubernur Banten Wahidin Halim menandatangani pengajuan pinjaman uang atau hutang kepada PT Sarana Multi Infrastruktur Persero senilai Rp 851,7 miliar. Hutang ini dilakukan untuk pemulihan ekonomi imbas pandemi Covid-19.
“Untuk Provinsi Banten ditambah dengan musibah Bank Banten. Kas daerah sebesar Rp 1,9 triliun tertahan di Bank Banten. Sebelum pandemi, perekonomian Banten sedang bagus bagusnya,” ujar Wahidin, Rabu, (16/9/2020).
Baca juga : Pandemi Covid-19 dapat melahirkan konsep ekonomi kerakyatan di Papua
Ini yang terjadi jika Indonesia alami resesi akibat pandemi
Daya beli masyarakat Kota Jayapura selama Pandemi Covid-19 tetap terjaga
Wahidin mengungkapkan baru merasakan pengalaman selama 24 tahun sebagai birokrat terhadap dampak pandemi Covid-19 yang efeknya ancaman ekonomi. “Saya 24 tahun menjadi birokrat. Baru menghadapi situasi seperti saat ini, ancaman krisis dibarengi dengan Covid-19,” ujar Wahidin menambahkan.
Menurut dia, kesepakatan pinjaman daerah untuk penanganan Covid-19 dan akselerasi pemulihan ekonomi di Provinsi Banten dilakukan saat Provinsi Banten menghadapi pandemi. Selain itu adanya musibah Bank Banten yang dampaknya kas daerah sebesar Rp 1,9 triliun tertahan.
“Padahal sebelum pandemi, perekonomian Banten sedang bagus bagusnya,” katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengajukan permohonan pinjaman untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 4 triliun kepada pemerintah pusat melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) senilai Rp 4,9 triliun dengan jangka waktu pinjaman selama 10 tahun dengan masa tenggang 24 bulan.
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan bantuan pusat senilai Rp 4,9 triliun diproyeksikan untuk pemulihan ekonomi daerah itu sebesar Rp 856 miliar telah dimasukkan dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan ( APBDP) 2020 yang telah disahkan oleh DPRD Banten. Kemudian sisanya senilai Rp4,1 triliun akan dimasukan dalam APBD Banten tahun 2021.
“Kita harus mengejar target. Kami Pemprov Banten dengan adanya alokasi anggaran tersebut untuk memenuhi target-target RPJMD,”kata Andika.
Menurut Andika pinjaman tersebut diyakini bisa menggenjot pendapatan daerah. “Akan menstimulasi pendapatan daerah kita, sekarang kan pendapatan kita dalam kondisi Covid mengalami penurunan yang berakibat kepada program prioritas dan penghasil daerah berkurang,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol