Daerah ini siapkan aturan melestarikan pohon endemik

Seorang ibu bersama anaknya saat menanam pohon - Jubi/Yance Wenda
Seorang ibu bersama anaknya saat menanam pohon – Jubi/Yance Wenda

Pohon pinago merupakan tanaman endemik setempat yang dulu banyak tumbuh.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Pariaman, Jubi – Pemerintah Kota Pariaman menyiapkan Peraturan Wali Kota untuk melindungi dan menjaga kelestarian pohon pinago, yang terbukti efektif melindungi pesisir pantai dari abrasi. Pohon pinago merupakan tanaman endemik setempat yang dulu banyak tumbuh.

“Namun kemudian ditebangi oleh warga yang belum mengetahui fungsi sebagai penjaga kawasan pesisir,” kata Wali Kota Pariaman, Genius Umar, Selasa, (19/11/2019).

Baca juga : Binaan Yadupa di Biak, Semai 30.000 Pohon Gaharu

Pentingnya pohon di bumi, bayangkan jika hutan botak

Menurut Umar, Pemerintah Kota Pariaman menyiapkan peraturan khusus agar pohon pinago lestari. “Pohon pinago nantinya akan ditanam di sepanjang pantai Kota Pariaman sehingga dapat mengurangi dampak abrasi dan melindungi warga jika terjadi tsunami,” kata Umar menambahkan.

Ia menjelakan akar pohon pinago kuat mencengkeram tanah hingga bagian dalam sehingga cocok mampu menahan abrasi. Hal itu menjadi alasan Pemerintah Kota Pariaman berencana melakukan penanaman bibit pohon pinago pada peringatan Hari Nusantara Nasional yang puncaknya akan dilaksanakan di Pariaman pada 13 Desember 2019.

“Nanti akan ada agenda penanaman mangrove di Pariaman, jadi kami juga akan memasukkan agenda menanam pohon pinago,” katanya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, merekomendasikan penanaman pohon pinago asal Kota Pariaman untuk mengatasi abrasi pantai.

“Selain cemara udang, waru, ketapang ternyata ada jenis tumbuhan lainnya yang bisa menahan ombak untuk mengurangi dampak abrasi,” kata Monardo saat meninjau pohon pinago berusia puluhan tahun di Pantai Pariaman.

BNPB bersama Pemerintah Kota Pariaman akan mengumpulkan biji pinago untuk pembibitan dan kemudian membagikan bibitnya ke daerah-daerah yang menghadapi abrasi. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply