Daerah ini dalam status tanggap darurat kekeringan

Ilustrasi kekeringan, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Gunung Kidul, Jubi – Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan. Keputusan itu dilakukan karena sudah dilanda kekeringan sejak awal Juni.

Read More

“Sehingga membutuhkan penanganan cepat, seperti distribusi air bersih kepada warga terdampak kekeringan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edi Basuki di Gunung Kidul, Senin, (29/6/2020).

Baca juga : Kekeringan ancam Sumba Barat gagal panen

Musim hujan, daerah ini masih dilanda kekeringan

Sektor pertanian daerah ini mulai kekeringan

Edi mengatakan bupati Gunung Kidul telah menandatangani surat keputusan (SK) tentang status tanggap darurat kekeringan bulan Juni ini. “Artinya, ke depan sudah harus siap menghadapi kekeringan,” kata Edi menambahkan.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak membahas hal itu pada Mei lalu, mulai dari PDAM hingga pemerintah kecamatan. Ia berharap camat berkoordinasi dengan kepala desa untuk membuat daftar wilayah mana yang nanti kekurangan air.

Tercatat Pemkab Gunung Kidul menganggarkan Rp740 juta untuk memenuhi kebutuhan air bersih, nilai  itu lebih besar dibanding 2019 lalu sekitar Rp500 juta.

Ia mengatakan beberapa kecamatan juga sudah ada anggaran sendiri untuk dropping, seperti Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Panggang, Purwosari, Patuk, Gedangsari, dan Ponjong.

“Kami akan membuat skala prioritas dalam dropping air bersih ini,” katanya.

Edi juga minta pemerintah desa melakukan pemetaan kawasan kekurangan air. Pemetaan ini akan jadi data penyaluran bantuan.

Di daerah itu ada dua kecamatan yang sudah mengalami kekeringan, meliputi Saptosari dan Semanu.

Sedangkan pemerintah desa bisa memetakan wilayah kekeringan disertai dengan sarana penampungan air hujan (PAH). Selain itu, pemerintah desa juga diminta menyiapkan akses jalan yang sempat ditutup akibat pandemi Covid-19.

“Selama ini banyak jalan ditutup portal permanen. Kami tidak bisa menentukan wilayah kekeringan, tetapi kami sudah menyiapkan,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply