Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Provinsi Papua merupakan sebuah pulau yang memiliki topografi yang sangat beragam yang menjadikan cuaca dan iklim Provinsi Papua sangat dinamis dan kompleks.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho, mengatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap iklim Provinsi Papua. Antara lain adalah fluktuasi suhu permukaan laut Samudra Pasifik ekuator, Inter-Tropical Convergence Zone (ITCZ), Monsun Asia Tenggara-Australia, sirkulasi Hadley dan Walker, serta MJO.
“Iklim Papua juga turut dipengaruhi oleh tiga sistem peredaran angin, yakni angin pasat, angin meridional, dan angin lokal. Keseluruhan faktor tersebut berinteraksi membentuk suatu sistem baik lokal, regional, maupun global, yang kemudian turut menentukan varian dan keragaman iklim Provinsi Papua,” katanya dalam pers rilis yang diterima Jubi, Rabu (30/03/2022).
Nugroho menjelaskan kondisi Iklim di Papua sangat bergantung pada kondisi Iklim di Samudra Pasifik sebagai penyuplai uap air terbesar di Papua. Maka BMKG memprediksi kondisi La Nina masih akan bertahan hingga pertengahan tahun 2022 yang artinya peluang hujan masih berpotensi terjadi hingga pertengahan tahun 2022.
“Sedangkan kondisi ENSO (El Nino Southern Oscillation) diprediksi akan terus melemah dari Maret hingga Mei 2022 yang artinya pengurangan curah hujan juga mulai terjadi. Prediksi ini akan terus diperbaharui setiap dasarian atau 10 harian,” katanya.
Nugroho menjelaskan dari total 4 Zona Musim di Provinsi Papua, 50 persen zona musim diprakirakan mengalami musim kemarau lebih awal yaitu pada bulan Mei 2022. 50 persen lainnya diprakirakan mengalami kemunduran musim kemarau yaitu pada bulan Juni dan Juli 2022.
Dengan demikian BMKG, kata Nugroho merekomendasi yang dapat dilakukan selama masa pancaroba atau masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya angin kencang dan hujan lebat yang disertai kilat dan petir.
Kata Nugroho, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V selaku koordinator UPT BMKG di Provinsi Papua terus berusaha menyediakan layanan terbaik untuk mendukung kesejahteraan dan keselamatan masyarakat di Papua.
“Maka itu diharapkan semua pihak dapat bersinergi menentukan langkah dan kebijakan, menghadapi musim kemarau dengan tangguh,” katanya.
Sebelumnya, Sub Koordinator Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Pusat Jakarta, Dr. Agie Wandala Putra, mengatakan wilayah Papua dan Papua Barat memiliki area atau distribusi hujan terbesar di Indonesia.
Distribusi hujan yang cukup tinggi dengan kondisi alam yang masih baik ini membantu mitigasi bencana tetapi justru harus sudah memulai kewaspadaan terkait risiko penambahan eksposur kerentanan semakin meningkat. (*)
Editor : Edho Sinaga