Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Bupati Puncak Wilem Wandik mengajak warga Kabupaten Puncak, Papua, yang mengungsi demi menghindari operasi pengejaran aparat keamanan terhadap kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak segera pulang ke kampung mereka. Pemerintah Kabupaten Puncak akan menangani pemulihan kondisi para pengungsi, termasuk mengatasi trauma para warga sipil itu.
Bupati Puncak Wilem Wandik menyatakan insiden penembakan warga sipil yang terjadi 18 September 2019 lalu membut para warga sipil mengungsi. “Dampak dari penyisiran di Kampung Olen tersebut menyebabkan tiga warga meninggal dunia, dan empat luka-luka. Masyarakat mengungsi ke hutan hutan. Saya harap masyarakat kembali ke rumah melakukan aktivitas seperti biasanya,” kata Wandik dalam siaran pers yang diterima Jubi pada Selasa (24/9/2019).
Wilem Wandik mengatakan penyisiran aparat keamanan di Kabupaten Puncak telah berlangsung sejak 24 Agustus 2019 hingga 17 sepetember 2019, dan membuat warga ketakutan hingga trauma. Sebagian warga Distrik Gome telah mengungsi sejak Agustus lalu, demi menghindari aparat keamanan yang tengah mengejar kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pimpinan Goliat Tabuni.
Wandik menyatakan untuk menghilangkan rasa trauma masyarakat yang mengungsi, ia bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Puncak telah menemui para pengungsi. Wandik antara lain telah mengunjungi lokasi pengungsian para warga dari lima kampung di Distrik Gome pada Minggu (21/9/2019).
“Kami juga [datang] ke Kampung Tegelobak, yang jaraknya 4 kilometer dari Distrik Gome. [Kami datang] untuk melihat langsung kondisi kampung tersebut. Saya mendapati semua honai sudah kosong. Warga sudah tiga pekan meninggalkan honai mereka karena takut. Honai tidak terurus, kebun rusak dimakan babi. Ada sepuluh honai yang dibakar saat penyisiran. Warga saya banyak yang takut, dan mereka mengungsi ke ibu kota distrik, sudah hampir tiga pekan,” katanya.
Wandik menyatakan ia telah menerima jaminan dari Panglima Kodam XVII/Cenderawasih dan utusan Kapolri yang menyatakan warga sipil Kabupaten Puncak akan aman. “Mereka sudah menjamin keamanan [warga sipil], tidak ada penyisiran lagi. Pasukan non organik juga sudah ditarik dari Kabupaten Puncak. Oleh sebab itu, saya sampaikan kepada orang tua saya, saudara saya, untuk kembali ke honainya, aktvitas seperti biasa, berkebun, sekolah, urus suami dan anak,”ajaknya.
Sebelumnya Wakil Bupati Puncak Pelinus Balinal bersama Kapolres Puncak Jaya, Dandim 1714 Puncak Jaya, dan rombongan tim investigasi gabungan dari Polda Papua dan Kodam XVII/cenderawasih, menuju ke kampung Olen, lokasi insiden penembakan pada 18 September 2019 lalu. Balinal juga mengajak para warga yang mengungsi segera pulang ke kampung masing-masing.
“Saya sudah menyampaikan kepada masyarakat, bahwa tidak ada lagi penyisiran oleh aparat non organik. Jadi warga tidak boleh takut lagi, bisa beraktvitas seperti biasanya. Kami ajak masyarakat untuk kembali ke kampung, aktvitas seperti biasanya,” kata Balinal.
Pelinus Balinal mengatakan pihaknya menunggu hasil tim investigasi gabungan dari Polda Papua dan Kodam XVII/cenderawasih terkait siapa pihak yang bertanggungjawab atas penembakan yang menewaskan tiga warga sipil, dan melukai empat warga sipil lainnya. Polisi menyatakan penembakan itu terjadi ketika aparat keamanan sedang terlibat kontak senjata antara aparat keamanan dan TPNPB, sementara banyak saksi menyatakan penembakan terjadi tanpa didahului adanya kontak senjata antara aparat keamanan dan TPNPB.
“Sekadar diketahui, tim investigasi yang diturunkan ke kampung Olen sudah bekerja. [Mereka] mengambil data [selama] hampir empat jam di kampung tersebut. Kini kita menanti hasil dari petinggi TNI dan Polri, apakah warga masyarakat ditembak tanpa kontak senjata, ataukah ada kontak senjata terlebih dahulu,” kata Balinal.
Pelinus Balinal mengatakan keluarga korban menyatakan penembakan terjadi ketika para korban sedang beristirahat di dalam honai mereka. “Mereka selesai membuat kebun, dan istirahat dalam honai. Saat itulah mereka diberondong dengan [tembakan]. Tiga warga meninggal dunia,” kata Balinal.
Kepala Distrik Distrik Ilaga Utara, Yomi Elantotogan mengatakan situasi di Distrik Ilaga Utara berangsur membaik setelah aparat keamanan menghentikan operasi pengejaran itu. “[Karena itu] hari ini masyarakat Kampung Olenki melakukan pesta bakar batu inogur wakwi,” kata Elantotogan.
Yomi Elantotogan mengatakan, masyarakat Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, pada Selasa (24/9/2019) menggelar acara bakar batu “inogur wakwi” atau bakar batu untuk menghilangkan rasa takut dan trauma.
“Bakar batu inogur wakwi itu digelar untuk memulihkan rasa aman warga Kampung Olenki pasca operasi aparat keamanan mengejar kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat pimpinan Goliat Tabuni di sana,” katanya.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G