BPBD : delapan distrik di Jayawijaya rawan bencana

Sosialisasi Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana yang dilakukan BPBD Jayawijaya kepada tujuh distrik-Jubi/Islami

Wamena, Jubi – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jayawijaya mengingatkan masyarakat yang berada di tujuh distrik yang selama ini dianggap sebagai daerah rawan bencana, untuk mengetahui informasi tentang gejala bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jayawijaya, Amsal Wamu mengatakan, di Jayawijaya hampir semua distrik mempunyai potensi rawan bencana dari berbagai jenis.

Read More

Tetapi khusus bagi delapan distrik yaitu Wouma, Wamena, Walait, Napua, Welesi, Asolokobal, Asotipo dan Maima yang berada di daerah ketinggian dan dekat dengan daerah aliran sungai (DAS) , terus menjadi perhatian pemerintah daerah.

“Kewajiban kami untuk terus menginformasikan peringatan dini tentang potensi kerawanan bencana, apalagi bagi masyarakat di daerah aliran sungai harus memahami seperti kapan harus berkebun di pinggir aliran sungai, kapan harus tidak menanam serta melihat cuaca yang sekarang ini sering terjadi,” katanya usai Sosialisasi Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana di gedung sekolah minggu GKI Betlehem Wamena, Selasa (23/7/2019).

Menurut dia, sosialisasi dan penyebarluasan informasi ini juga dilakukan sesuai adanya peraturan bupati Jayawijaya nomor 36 tahun 2018 tentang perlindungan lingkungan, yang perlu dipahami masyarakat.

“Kami juga kepada seluruh masyarakat agar di musim kemarau saat ini untuk tidak lagi membakar lahan seperti apa yang terjadi di 2015 lalu, dimana ada puluhan titik api yang terdeteksi,” katanya.

Asisten II Jayawijaya, Yohanes Katoleng saat membuka kegiatan menyampaikan jika antisipasi dan penanganan bencana bukan saja menjadi tanggungjawab pemerintah, tetapi harus menjadi bagian dan tanggungjawab semua pihak.

Menurutnya, dalam melaksanakan upaya penanggulangan bencana di daerah diperlukan koordinasi dan kerjasama yang terintegrasi dengan berbagai pihak.

“Upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana juga memerlukan perhatian dari masyarakat dan pihak lain. Dengan demikian, upaya penanggulangan bencana harus didasari sebagai wujud tanggung jawab seluruh elemen,” katanya.

Sementara kepala distrik Walait, Julius Murib berkata jika kerawanan bencana di daerah yang dipimpinnya itu cukup besar.

Pasalnya, ada satu aliran kali Palukep yang dinilai bisa membawa bencana bagi masyarakat.

Bukan hanya itu, kata dia, untuk distrik lainya juga seperti Wouma dan Wamena perlu berhati-hati, karena mata air besar aliran kali Uwe ke sungai Balim yang mengalir ke distrik Wouma, Asolokobal dan Wamena hulunya dari Walait.

“Untuk itu, di setiap kesempatan pertemuan di distrik saya selalu menyampaikan kepada masyarakat pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak menebang pohon sembarang,” kata Murib.

“Hanya saja ketika ada larangan menebang pohon, masyarakat selalu bilang lalu siapa yang kasih makan kita punya anak-anak, biayai sekolah sehingga bagian itu sendiri menjadi dilemma, karena untuk menafkahi keluarga mereka salah satunya harus tebang pohon lalu dijual untuk kayu bakar,” tambahnya. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply