Papua No. 1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Rendani Manokwari, mengumumkan peringatan dini cuaca ekstrim yang diperkirakan akan terjadi 24-25 Februari 2020. Cuaca ekstrem itu diperkirakan akan menimbulkan gelombang laut setinggi empat meter di perairan Biak dan Samudera Pasifik yang berada di sebelah utara Sorong hingga Jayapura.
Kepala BMKG stasiun Rendani Manokwari, Denny Puttiray meminta warga mewaspadai potensi gelombang setinggai empat meter di perairan Biak maupun Samudera Pasifik. “Warga juga diingatkan untuk mewaspadai potensi gelombang setinggi 2,5 meter di wilayah Raja Ampat, Sorong bagian utara dan Perairan Manokwari,” kata Puttiray kepada Jubi, Minggu (23/2/2020).
Puttiray menjelaskan potensi gelombang tinggi meningkat karena terbentuknya awan gelap Cumulunimbus di perairan Manokwari, Biak, Sarmi-Jayapura, kepulauan Raja Ampat-Sorong, Teluk Cenderawasih, hingga perairan Fak-fak-Kaimana. “Awan Cumulunimbus itu [dapat] menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi cuaca Manokwari secara umum diperkirakan akan berawan pada 24-25 Februari mendatang, dan berpotensi terjadi hujan ringan hingga lebat. Kecepatan angin di atas perairan Manokwari diperkirakan akan bervariasi, berhembus dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 5-20 knots (setara 9,26 hingga 37,4 kilometer per jam).
Secara terpisah, juru bicara kantor SAR Manokwari, M Hairul mengatakan curah hujan yang tinggi telah terjadi di Manokwari sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari, mengakibatkan sejumlah rumah warga terendam air berlumpur. “Sejumlah rumah warga di daerah Wosi Jalan Baru dan Lembah Hijau terendam banjir. Kami sudah membantu evakuasi [warga] ke tempat pengungsian sementara,” kata Hairul melalui pesan tertulisnya.
Hingga Minggu sore tim SAR masih bersiaga di daerah Wosi dan sekitarnya, mengingat kondisi cuaca masih hujan ringan. “Kita masih siaga bersama aparat gabungan TNI/Polri untuk antisipasi terjadinya banjir dan longsor,” kata Hairul. (*).
Editor: Aryo Wisanggeni G