Biaya pembuatan TPS di daerah ini mencapai Rp3,8 miliar

Papua-pilkada-2020
Pilkada Serentak 2020 - Jubi/Dok

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Makassar, Jubi Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar menyatakan biaya pembuatan tempat pemungutan suara (TPS) Pilkada 2020 mencapai Rp3.8 miliar dengan kebutuhan rata-rata per TPS memerlukan Rp1,6 juta.

Read More

“TPS yang dibutuhkan di 15 kecamatan di Makassar sebanyak 2.395 TPS. Dengan demikian, total anggaran yang dialokasikan khusus pembuatan TPS sebesar Rp 3,8 miliar,” kata Ketua KPU Kota Makassar, Farid Wajdi, Jum’at, ( 20/11/2020).

Baca juga : Komisi II DPR RI setuju evaluasi Pemilu serentak

Pelantikan Komisioner KPU Mamberamo Tengah akan diadukan ke DKPP 

KPUD Pegaf komitmen capai 100 persen partisipasi pemilih

Biaya Rp1,6 juta itu dipakai untuk sewa tenda, sewa kursi dan meja, tripleks untuk papan pengumuman dan peralatan lain yang selama ini dipakai di TPS. 0″Anggaran ini belum termasuk Alat Pelindung Diri (APD) dasar sesuai standar protokol kesehatan,” kata Farid menambahkan.

APD dasar yang wajib ada di tiap TPS itu, antara lain sarung tangan plastik untuk pemilih, hand sanitizer, peralatan tempat cuci tangan, tempat sampah, disinfektan untuk menyemprot TPS sebelum dimulai.

Selain itu face shield dan masker untuk petugas KPPS, masker cadangan jika ada pemilih yang tidak pakai masker dan satu stel hazmat di tiap TPS. “Tapi APD dasar untuk per- TPS itu sulit dihitung karena pengadaannya dalam jumlah besar, tidak dihitung berdasarkan kebutuhan per-TPS tapi per-jenis secara kumulatif,” kata Farid menjelaskan.

Tercatat ada dua pembiayaan besar dalam pelaksanaan pilkada. Pertama, biaya pembentukan 2.394 TPS mencapai Rp3,8 miliar ditambah biaya ATK dan konsumsi sehingga total mencapai Rp 6,2 miliar serta honor petugas KPPS berjumlah 16.758 orang sebesar Rp17,4 miliar.

Farid mengatakan rapid test untuk anggota KPPS juga dibiayai KPU Makassar. Pelaksanaan rapid test terhadap 16.758 petugas KPPS saat ini tengah berlangsung secara bertahap.

Komisioner KPU Makassar divisi teknis penyelenggaraan Pemilu, Gunawan Mashar menjelaskan proses pemungutan suara kali ini berbeda dengan pemilihan-pemilihan sebelumnya karena harus disesuaikan standar protokol kesehatan.

“Sebelum pemungutan suara dimulai, dilakukan penyemprotan TPS dengan disinfektan. Tujuh orang petugas kesehatan bersiaga di dekat TPS,” kata Mashar.

Adapun empat orang saksi dari empat paslon walikota dan wakil walikota serta satu pengawas dari Bawaslu, menyiapkan sendiri kelengkapan APD dasarnya.

Tiap pemilih yang akan memberikan suara, cuci tangan dulu di tempat yang telah disediakan di dekat pintu masuk TPS. Suhu tubuh mereka lalu diperiksa. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply