“Mungkin terjadi curah hujan yang tinggi di daerah hulu, hingga membawa sebagian sedimen dan lumpur dari kegiatan pertanian, mungkin jua pertambangan dan perkebunan,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Banjarmasin, Jubi – Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan meneliti air di Sungai Martapura di daerah tersebut yang mengalami kekeruhan tinggi dengan kondisi air berwarna kekuningan. Kondisi air Sungai Martapura hingga ke anak-anak sungainya sedang keruh kekuningan dalam beberapa waktu terakhir .
“Pagi ini saya melintas di jembatan merdeka meliat air sungainya agak keruh kekuningan kalau menurut saya mungkin terjadi curah hujan yang tinggi di daerah hulu, hingga membawa sebagian sedimen dan lumpur dari kegiatan pertanian, mungkin jua pertambangan dan perkebunan,” ujar Kepala Bidang Pengawasan DLH Kota Banjarmasin, Wahyu Hardy Cahyono, Senin, (30/3/2020).
Baca juga : Dugaan pencemaran sungai Martapura masuk ke penyidikan
Warga desa ini minta penyelesaian pencemaran sungai
Kematian ikan di sungai Seranau menimbulkan pencemaran
Menurut dia, kondisi ini belum bisa dipastikan apakah berbahaya atau tidak, karena belum ada hasil dari laboratorium.
“Ini pihak laboratorium DLH sedang mengambil sampel, kita lihat nanti hasilnya,” ujar Wahyu menambahkan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin yang air bakunya tertumpu pada Sungai Martapura, memastikan tidak banyak masalah dengan kondisi air sungai saat ini, tetapi berproduksi seperti biasa.
“Tetap aman, asal jangan air sungainya asin,” ujar Kepala Bagian Humas PDAM Bandarmasih Abdul Wahid.
Menurut dia kondisi kekeruhan air sungai sering terjadi, tetap dapat diproduksi menjadi air bersih, namun jika terjadi intrusi atau air laut naik ke sungai hingga kadar garamnya tinggi, tidak dapat diolah.
“Kalau keruh ini dapat kita campur dengan air yang diambil dari irigasi, memang untuk menjadikannya air bersih perlu kimia yang tinggi, tapi tetap memenuhi Kesehatan,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol