Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah kembali mencabut aturan Harga Eceren Tertinggi (HET) minyak goreng Rp14 ribu per liter. Padahal pemerintah menargetkan kebijakan satu harga minyak goreng di seluruh Indonesia itu efektif berjalan enam bulan sejak ditetapkan pada 9 Januari 2022.
Akan tetapi kebijakan tersebut hanya berjalan sekitar tiga bulan, sebab membuat kelangkaan minyak goreng harga HET dan justru terjadi lonjakan harga minyak goreng di pasar.
Setelah dicabut, harga minyak goreng kemasan kembali kepada harga seperti biasa di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Jayapura, Papua. Minyak goreng kemasan harga HET Rp14 ribu per liter pun menghilang.
Di pusat-pusat perbelanjaan di Kota Jayapura sudah tidak ditemukan lagi minyak goreng yang dijual dengan harga Rp14 ribu per liter. Rata-rata supermarket menjual minyak gorengan kemasan dengan harga mulai Rp22 ribu sampai Rp26 ribu per liter.
BACA JUGA: Stok minyak goreng di Kota Jayapura masih aman
Pantuan Jubi di tiga pusat perbelanjaan di Kota Jayapura, yakni Mega Waena, Saga Abepura dan Hypermart Tanah Hitam, Kota Jayapura ini sudah seminggu menjual minyak goreng dengan harga normal.
“Sudah tidak ada minyak goreng yang Rp14 ribu,” kata karyawan Mega Waena, Ari kepada Jubi, Rabu, 23 Maret 2022.
Untuk ukuran satu liter minyak goreng yang dipajang di Mega Waena dijual dengan harga bervariasi tergantung mereknya. Untuk merek Kunci Mas dijual Rp23.200 per liter, sedangkan merek Fortune Rp23 ribu per liter dan Tropical Rp26.200 per liter.
“Sudah satu minggu ini harganya kembali normal,” ujarnya.
Harga minyak goreng di pusat perbelanjan Saga Abepura juga sudah kembali seperti biasa. Harga satu liter pun bervariasi, yakni merek Sania per liter Rp22 ribu, Bimoli Klasik Rp25 ribu per liter, Kunci Mas Rp25 ribu per liter, dan Fortune 22.500 per liter.
“Tidak ada lagi yang Rp14 ribu di jual di sini,” kata karyawan Saga Abepura, Artur.
Jika di Mega dan Saga Abepura masih ditemukan minyak goreng kemasan satu liter, di Hypermart Tanah Hitam hanya ditemukan minyak goreng kemasan dua liter, karena stok satu liter telah habis.
Ada merek Harumas dengan harga Rp30.400 per dua liter, Sania dijual dengan harga dua liter Rp56.600. Fortune ukuran dua liter dijual dengan harga Rp56.400 liter, dan Tropical Rp56.200 per dua liter.
Pedagang gorengan, Topan mengatakan ketika minyak goreng masih dijual dengan harga Rp14 per liter sangat membantu pedagang. Sebab ia hanya mengeluarkan Rp240 ribu sehari untuk 20 liter minyak goreng.
Topan yang sudah setahun berjualan gorengan di Pasar Cikombong, Kotaraja sehari mengahabiskan 20 liter minyak goreng. Kini harga minyak goreng telah kembali naik. Ia harus mengeluarkan biaya dua kali lipat, yakni Rp485 ribu untuk 20 liter.
“Ini bikin kita pedagang nyor-nyor, pengeluaran tambah banyak,” katanya.
Harga minyak goreng yang kembali mahal membuat Topan menyiasati dengan tidak menjual gorengan sekaligus dalam jumlah banyak. Ia biasanya melihat pembeli, jika pembeli ramai ia akan menggoreng dalam jumlah banyak dan sebaliknya pun begitu.
“Kalau ramai kita goreng banyak, kalau tidak, yah sedikit saja goreng,” ujarnya.
Topan tidak berencana menaikkan harga gorengan yang kini dijual Rp1.500 ke harga Rp2 ribu per gorengan. Alasannya, semua pedagang gorengan harus kompak sama-sama menaikkan harga jika ingin harga dinaikkan.
“Kita menaikkan harga, terus ada yang masih jual normal. Tidak enak kan, maunya sama-sama,” katanya.(*)
Editor: Syofiardi