Papua No. 1 News Portal | Jubi
Cikarang, Jubi – Pandemi Corona virus disease 2019 atau Covid-19 berpengaruh terhadap angka kehamilan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tercatat angka ibu hamil di daerah tersebut menurun dibanding periode sama tahun lalu.
“Ada penurunan angka kehamilan sekitar 8,4 persen dibanding tahun lalu. Bisa dibilang pandemi virus tidak berpengaruh besar terhadap angka kehamilan di Bekasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti, Selasa, (9/6/2020).
Baca juga : Kisah perawat di Kota Jayapura berjuang melawan Covid-19
Ini model pelayanan kependudukan Payakumbuh di tengah ancaman Covid-19
Bekas kamp Vietnam di pulau Galang, lokasi rumah sakit pasien Covid-19
Berdasarkan data kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terhimpun di database Dinas Kesehatan, sepanjang Maret 2020 berjumlah 6.551, pada bulan berikutnya sebanyak 6.400 orang. Sedangkan pada Bulan Maret dan April tahun lalu jumlahnya masing-masing 7.075 dan 7.052.
“Kalau ditotal di dua bulan tahun lalu angka kehamilan mencapai 14.127 orang sementara dua bulan kemarin (Maret dan April) 12.951 ibu hamil,” kata Enny, menambahkan.
Dinas Kesehatan berupaya meningkatkan kesehatan ibu hamil di masa pandemi seperti pemetaan fasilitas kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil. Selain itu juga menggelar kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan Puskesmas di masing-masing kecamatan terhadap ibu hamil dan bayi kategori risiko tinggi.
Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi dilakukan dengan perjanjian lewat telepon genggam bekerja sama dengan ibu kader posyandu. “Selain itu kami juga membuat WA (Whats App) grup ibu hamil dengan membahas materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),” katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supria Dinata mengatakan penurunan angka kehamilan disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya kebijakan penundaan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama (KUA).
“Selain itu sejumlah ibu memutuskan untuk menunda pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi pandemi Covid-19,”kata Supria.
Menurut dia, ada juga warga yang sengaja menunda kehamilan karena khawatir jika melahirkan di saat pandemi Covid-19. Data kehamilan didapat dari setiap fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit.
“Bidan koordinator di 44 puskesmas memberikan laporan berkala kepada Dinas Kesehatan sementara klinik dan rumah sakit melaporkan ke puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya,” kata Supria menjelaskan. (*)
Editor : Edi Faisol