Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Jakarta, Jubi – Pihak berwenang Palestina menangkap beberapa warga yang menyatakan dukungan terhadap pencaplokan wilayah Tepi Barat oleh Israel. Dukungan tersebut dinyatakan para warga Palestina itu dalam sebuah tayangan stasiun televisi Israel yang ditayangkan pada awal Juni lalu.
Dalam tayangan itu beberapa warga Palestina di Tepi Barat menyatakan harapan mereka menjadi warga Israel jika rencana pencaplokan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terjadi.
“Saya ingin kartu identitas Israel,” kata seorang warga Palestina yang diwawancarai tersebut. Ia justru menyebut Israel bukan sebagai musuh. “Pemerintah mereka adalah musuh,” kata warga lainya seperti dikutip.
Baca juga : Guterres desak Israel batalkan rencana aneksasi Palestina
PM Palestina ancam perusahaan yang terkait dengan bisnis Israel
Presiden Palestina akan bicara tentang perdamaian di PBB
Sementara itu orang ketiga yang diwawancarai mengaku tak takut untuk menyatakan dia lebih memilih Israel ketimbang Palestina di depan umum. Ketiga warga Palestina itu diwawancarai secara diam-diam dengan kamera tersembunyi. Dalam tayangan itu, identitas dan wajah disamarkan oleh stasiun televisi tersebut.
Seorang warga Palestina mengaku kerabatnya yang ada di tayangan tersebut telah ditahan selama beberapa minggu terakhir oleh polisi Palestina. Ia menuturkan kerabatnya akan segera menghadapi proses persidangan.
Individu tersebut juga menyatakan dukungannya terhadap aneksasi meski ada ketakutan akan ditangkap oleh pihak berwenang Palestina. Dia tetap berharap “bahwa Israel akan memberikan kewarganegaraan” bagi mereka setelah pencaplokan resmi berlangsung.
Tzvi Yehezkeli, seorang wartawan Israel ternama yang membuat laporan itu, mengaku ada enam orang Palestina yang ia wawancara mendukung aneksasi Tepi Barat.
Yahezkeli merasa terkejut lantaran meski telah mengaburkan wajah narasumbernya, pihak Palestina masih bisa menangkap mereka. Ia merasa bertanggung jawab atas penangkapan narasumbernya itu.
Sementara itu, sejumlah sumber pemerintah Palestina menolak kabar soal penangkapan tersebut.
“Kami belum menangkap siapa pun sehubungan dengan kasus ini,” ucap juru bicara Kementerian Dalam Negeri Palestina, Ghassan Nimr. Juru bicara Kepolisian Palestina Louay Arzeikat juga membantah ada orang yang ditahan akibat tayangan itu. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol