Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta, Jubi – Maskapai American Airlines Group Inc, menyatakan tidak pernah tahu ada fitur sensor penangkal stall (angle of attack / AOA) dipasang di pesawat di Boeing 737 MAX 8. Hal itu baru disadari setalah maslah mendera pesawat penumpang Boeing 737 MAX 8 milik Maskpai Lion Air.
"Kami menghargai kerja sama dengan Boeing, tetapi kami tidak menyadari perangkat Sistem Tambahan Pengenalan Manuver (MCAS) yang dipasang di MAX 8," kata juru bicara maskapai American Airlines Group Inc, seperti dilansir Reuters, Kamis (15/11/2018).
Lembaga Penerbangan Federal AS (FAA) dan Boeing baru-baru ini juga menerbitkan panduan khusus untuk awak yang menerbangkan pesawat MAX 8. Hal itu dilakukan selepas jatuhnya salah satu pesawat itu yang dioperasikan oleh maskapai Lion Air di Indonesia pada 29 Oktober.
Pesawat itu jatuh di perairan dekat Karawang, dan menewaskan 189 orang, terdiri dari penumpang dan seluruh awak.
Dengan kondisi tersbut American Airlines menyatakan harus memastikan pilot mereka benar-benar terlatih dan memahami tahapan-tahapan penting, untuk menerbangkan pesawat itu. Apalagi jika burung besi itu mengalami kendala.
Sistem pengendalian pesawat AOA inilah yang diperkirakan menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air. Hal ini diungkap oleh para ahli yang ikut dalam penyelidikan, pejabat menengah FAA (Kantor Administrasi Federal AS), dan sejumlah pilot pesawat terbang.
Pejabat FAA yang mengetahui masalah ini menyebut ketika Boeing memberitahukan seri 737 Max 8 dan 9 diberi sistem tambahan, mereka tidak mengungkap adanya potensi anomali sistem tersebut. Boeing juga tidak mengungkap adanya potensi berbahaya dari sistem ini ketika memberikan materi pelatihan dengan maskapai dan regulator.
Sensor Angle of Attack (AOA) yang ada di Boeing 737 Max 8 dan Max 9 digunakan untuk membantu pilot menghindari kesalahan. Yaitu supaya tidak menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi, sehingga sudut pesawat saat terbang. Sebab, jika melewati batas, hidung pesawat bisa tiba-tiba menukik sangat curam tak bisa dikembalikan lagi.
Penyebabnya adalah pesawat kehilangan daya angkat dari aliran udara menjadi kacau, dan tertarik bobotnya sendiri ditambah gaya gravitasi. (*)