Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Ketua Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN Jayapura, Benhur Wally meminta penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua lebih melibatkan masyarakat lokal. Ia juga meminta Sub Panitia Besar PON XX Kabupaten Jayapura merekrut masyarakat lokal di sekitar arena dan fasilitas penunjang PON XX Papua dijadikan relawan PON.
Hal itu dinyatakan Benhur Wally di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Senin (9/8/2021). “Ketika direkrut [menjadi relawan], mereka [yang tinggal di sekitar venue dan fasilitas penunjang PON] akan punya rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan, ” ujar Wally.
Wally menyatakan ada masyarakat lokal di sekitar arena dan fasilitas penunjang PON tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga bisa menjadi relawan PON. Mereka juga bisa dilibatkan dalam pemeliharaan berbagai fasilitas penunjang PON setelah kejuaraan multicabang itu selesai digelar.
Baca juga: Atlet menembak Papua ingin segera berlatih di arena PON XX
Menurutnya, di Kabupaten Jayapura ada banyak arena PON XX Papua yang dibangun megah, dan akan membutuhkan banyak tenaga kerja untuk perawatan, baik tenaga keamanan ataupun kebersihan. Wally khawatir belasan arena PON XX Papua akan terlantar jika Sub Panitia Besar (PB) PON XX Kabupaten Jayapura tidak memiliki rencana jangka untuk perawatan arena itu.
Padahal, berbagai arena itu dibangun dengan sangat megah. Di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, misalnya, ada Stadion Lukas Enembe, Istora Papua Bangkit, arena akuatik, dan arena menembak indoor. Di Sentani ada Stadion Bas Youwe, ada arena sofbol dan bisbol, dan arena menembak outdoor. Di Waibhu, arena arena hoki dan kriket bertaraf internasional.
“Sebagai masyarakat adat, kami sangat mendukung iven nasional itu. Tetapi pemerintah daerah juga harus bersinergi dengan masyarakat. Gaung dan informasi publik tentang PON XX Papua dan Pekan Paralimpiade Nasional XVI Papua hingga saat ini tidak terdengar. Masyarakat juga dalam tanya tanya, apakah PON dan Peparnas benar-benar akan diselenggarakan di Papua? Keterlibatan masyarakat lokal sangat penting, baik dari sisi lapangan kerja, namun juga pemberdayaan, termasuk bagi para pengusaha mikro, kecil, dan menengah,” kata Wally.
Wally menyatakan masyarakat lokal yang menjadi relawan PON akan memiliki pengalaman berharga untuk dilibatkan dengan berbagai kegiatan berskala daerah, nasional, maupun internasional. “Sub PB PON XX Kabupaten Jayapura dan pemerintah daerah sudah harus memikirkan langkah setelah PON berakhir. Masih ada Pekan Paralimpiade Nasional dan juga Kongres AMAN 2022, ” ucap Wally.
Baca juga: Rekrutmen relawan PON Papua kewenangan Subda PON
Salah satu warga Kampung Harapan, Oberthina Ohee mengatakan dirinya dan sejumlah pengusaha kecil yang berjualan di dekat Stadion Lukas Enembe pernah mengusulkan puluhan nama pengusaha kecil untuk direkrut menjadi relawan PON XX Papua. Ohee menyatakan mereka juga pernah mengusulkan penataan para pedagang kecil di sekitar Stadion Lukas Enembe.
“Untuk usaha kerajinan tangan, pondok makanan khas Papua, dan perekrutan relawan, [kami usul agar] keterwakilan dari tujuh kampung di Distrik Sentani Timur, masing-masing [kampung] kami usulkan 50 orang. [Kami juga mengusulkan adanya] bantuan usaha. Hingga saat ini, tidak ada kabar yang kami harapkan, padahal penyelenggaraan PON XX Papua sudah di depan mata,” kata Ohee.
Ohee berharap Sub PB PON XX Kabupaten Jayapura segera merespon usulan pelibatan masyarakat adat setempat dalam penyelenggaraan PON XX Papua. “Saya khawatir, jangan sampai pelaksanaan seremonial di stadion utama diwarnai aksi demo masyarakat lokal yang ada di Kampung Harapan,” kata Ohee. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G