Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di Jayapura, menolak rencana penambahan pasukan dari TNI/Polri sebanyak 8.000 personil dalam rangka pengamanan PON XX Papua.
Unas Ginia, Ketua Bem Nusantara, Wilayah Papua mengatakan pihaknya beberapa hari lalu sudah bertemu langsung dengan Ketua Harian PB PON Papua, Yunus Wonda dan meminta agar Wonda menyampaikan kepada pihak kepolisian dan TNI agar tidak menambah atau mengirim pasukan ke tanah Papua guna melakukan pengamanan PON Papua XX yang dilaksanakan pada bulan Oktober mendatang.
Tetapi belakangan, ada informasi yang BEM Nusantara terima jika penambahan pasukan kepolisian dan TNI tetap akan dilaksanakan.
“Kami mahasiswa melihat bahwa mereka (aparat) datang ke sini mereka mau mengamankan tetapi kami di sini aman-aman saja. Selama ini ada penambahan pasukan tetapi penarikan pasukan tidak ada. Sementara masyarakat Papua trauma dengan keamanan TNI/Polri itu,” kata Unas Ginia, kepada Jubi, Rabu (28/4/2021).
Ginia mengharapkan untuk pengamanan diberikan saja kesempatan kepada Bidang SDM dan keamanan relawan PON, yang beberapa waktu lalu sudah direkrut.
Baca Juga: Mahasiswa tetap demonstrasi usai bertemu Stafsus milenial
“Ketika mereka ada di sini, masyarakat tidak akan nonton bebas. Mereka datang jumlah banyak itu, pasti semua tempat yang ada di sini akan dikuasai oleh Polri, masyarakat pasti tidak akan bebas. Sehingga kami minta kepada pemerintah republik Indonesia dan PB PON jangan ada penambahan pasukan lagi di Papua,” kata Ginia
Sementara itu, Ketua BEM Uncen, Yops Itlay mengatakan, tuntutan ini tentu beralasan. Menurutnya masyarakat asli Papua sudah trauma dan ketakutan akibat sejumlah tindakan kekerasan yang dialami oleh masyarakat asli Papua oleh TNI/Polri.
“Bukan berarti kami mengatakan permusuhan dengan mereka, tidak. Tetapi sebuah memori ingatan yang tertanam sejak dulu, sehingga perlu dipertimbangkan juga dalam penambahan pasukan ke Papua,” tegas Itlay.
Menurut Itlay, jika sampai ada delapan ribu pasukan TNI/Polri yang diterjunkan dengan alasan untuk pengamanan PON XX di Papua, maka akan timbul keraguan, apakah memang kegiatan besar Indonesia dalam Olahraga ini aman atau tidak. Selain itu, negara juga diragukan untuk memberi rasa aman bagi masyarakat di Papua. (*)
Editor: Edho Sinaga