Alami kerusakan mesin, RSA dr Lie Dharmawan diselamatkan SAR Manokwari

Rumah Sakit Apung (RSA) dr.Lie Dharmawan berhasil dievakuasi ke Dermaga SAR Manokwari setelah mengalami mati mesin di perairan Sidey Manokwari, dalam rute pelayanan Tual-Biak. (Jubi/IST).
Rumah Sakit Apung (RSA) dr.Lie Dharmawan berhasil dievakuasi ke Dermaga SAR Manokwari setelah mengalami mati mesin di perairan Sidey Manokwari, dalam rute pelayanan Tual-Biak. (Jubi/IST).

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Manokwari, Jubi – Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan mengalami kerusakan mesin di perairan Manokwari, Papua Barat dalam rute pelayaran Tual, Maluku Tenggara menuju Biak, Papua.

Read More

Atas insiden kerusakan mesin, Kapten kapal RSA meminta pertolongan Tim pencarian dan pertolongan dari kantor SAR Manokwari dan telah mengevakuasi badan kapal RSA tersebut dengan bantuan kapal penarik ke daratan Manokwari untuk upaya perbaikan.

dr.Lie Dharmawan pemilik RSA swasta pertama di Indonesia dikonfirmasi Jubi, Senin (8/7/2019) mengatakan,  mesin kapal mengalami gangguan teknis, dan butuh waktu untuk perbaikan. Diapun berterima kasih kepada kepala kantor SAR Manokwari yang telah respect untuk memberikan pertolongan.

Setelah perbaikan mesin kata Lie, kru RSA akan akan tetap melanjutkan pelayaran ke Biak, Papua sesuai jadwal pelayanan sebelumnya karena  pasien di Biak sedang menantikan kedatangan RSA tersebut.

“Kami tetap melanjutkan perjalanan ke Biak, karena disana pasien sudah menunggu. Terima kasih atas pertolongan tim SAR dan semua pihak yang ikut membantu dalam evakuasi RSA hingga dapat menepi di Manokwari untuk perbaikan mesin,” ujar Lie melalui pesan singkatnya.

Diketahui, RSA dr.Lie Dharmawan adalah rumah sakit apung swasta pertama di Indonesia, dimana rumah sakit berbentuk kapal kayu ini telah berlayar mengelilingi berbagai pulau di wilayah NKRI dengan memberikan pelayanan kesehatan secara gratis.

Kepala kantor SAR Manokwari, George M. Randang mengatakan, Kapal kayu yang fungsikan sebagai Rumah Sakit Apung (RSA) milik dr.Lie Dharmawan,  dalam perjalanan dari Tual menuju Biak. Kapal mengalami mati mesin di Perairan Manokwari tepatnya di pantai Sidey, Distrik Masni Kabupaten Manokwari.

Dikatakan George, Kapal RSA berangkat tanggal 2 Juli 2019 pukul 12.00 WP lalu, dan mengalami mati mesin sejak hari Jumat 5 Juli 2019, Pukul 12.30 WP, dengan jumlah kru kapal 6 (enam) Orang dan tanpa adanya pasien/orang sakit diatas kapal.

Petugas komunikasi Basarnas Manokwari menerima informasi pada pukul 16.30 WP dari Wahyono Handoko (kapten Kapal), Dia meminta bantuan evakuasi ke pinggir pantai agar bisa menurunkan jangkar dan beberapa kru ke darat.

Selanjutnya, satu tim Rescue dari kantor SAR diterjunkan untuk mengevakuasi kapal, petugas SAR juga menuju ke lokasi kapal dengan membawa 2 Rubber Boat, 1 Rescue Car dan satu truk personil melalui jalur darat.

“Tim tiba di pantai Sidey pukul 19.45 WP segera berkomunikasi dengan nahkoda  lalu tim menurunkan 2 unit Rubber Boat menuju kapal kurang lebih 8 mil laut dari tepi pantai. Pada saat personil tiba di atas kapal, tim menemukan ke 6 kru kapal dalam keadaan selamat lalu berkoordinasi dengan kapten. Hasil komunikasi, hanya kapten kapal yang turun ke darat untuk mencari kapal penarik,” ujar George.

Setelah tim berhasil mengevakuasi kapten kapal ke darat, kata George, kedua unit rubber boat Basarnas Manokwari Standby di Pantai Sindey, tim yang lain melanjutkan ke perjalanan ke Manokwari untuk mencari Kapal penarik dan melakukan koordinasi dengan kapal Citra Agung (kapal penarik) untuk membantu menarik kapal RSA ke Manokwari untuk perbaikan mesin.

“RSA dr.Lie Dharmawan sudah berhasil dievakuasi, saat ini sedang diperbaiki di Dermaga SAR, Sowi 1 Manokwari. Dengan demikian, operasi SAR untuk RSA dr.Lie Dharmawan  ditutup,” ujar George. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply