Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Banjir yang meluap dari sebuah kali di Kota Jayapura, Sabtu malam (16/3/2019) sampai Minggu dinihari (17/3/2019) menyebabkan tembok bagian belakang satu rumah kos-kosan di Perumnas II Waena, Abepura, Kota Jayapura, roboh, Minggu subuh.
Tembok kos yang memiliki 27 kamar itu ambruk, tepatnya di bagian belakang karena disebabkan banjir air kali mengikis fondasi tembok yang akhirnya rubuh pada pukul 05.00 WIT.
Puluhan penghuni yang berada di dalam kos-kosan itu panik. Mereka berlarian keluar dengan membawa barang dan harta bendanya lainnya dari dalam kamar.
Sebagian penghuni, membawa semua barangnya yakni pakaian, alat dapur, dan barang berharga serta surat-surat penting lainnya lalu keluar rumah. Penghuni lainnya lagi, memilih membawa barang berharga
Penghuni juga cepat-cepat mengeluarkan kendaraan roda dua miliknya keluar kos untuk mencari tempat yang aman untuk memarkir kendaraannya.
Tak hanya motor dan barang yang dikeluarkan, penghuni juga sibuk menelpon keluarganya memberitahukan musibah itu.
Penghuni juga menyelamatkan anak-anaknya keluar dari rumah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Meri, salah satu penghuni kos mengaku sejak pukul 01.00 WIT itu sudah ada bunyi retak-retak di bagian belakang kos.
Lantaran demikian, kata dia, mereka tidak tidur karena panik. Selang tiga jam kemudian, pada pukul 05.00 WIT tembok bagian belakang kos ambruk.
Dia mengatakan tembok bagian belakang itu persis di dapur roboh, dinding tembok jatuh ke air.
Mama Arga, penghuni kos lainnya, mengatakan ia dan anak-anaknya berada di kamar paling depan. Memang mereka tidak terkena dampak tapi dia dan anak-anaknya memilih keluar dari kos-kosan itu karena ditakutkan ketika bagian belakang kos itu ambruk lalu roboh maka dengan sendirinya seng dan atap rumah ikut tertarik dan rusak parah.
“Saya bawa anak-anak keluar rumah karena takut terjadi seperti itu, makanya kami mengungsi dulu untuk sementara,” katanya.
Bukan hanya mereka, kata dia, beberapa penghuni kamar kos di bagian depan juga memilih mengungsi.
Pakde, salah satu tetangga di sebelah kos itu, sudah pernah mengingatkan ada pondasi di belakang kos-kosan itu yang tergerus.
“Saya sudah ingatkan pemilik kos bahwa di bagian bawah itu ada bolong jadi saya minta ditambah kawat, jika dibiarkan maka ketika datang hujan air banjir dan masuk dan mengikis bagian bawah yang bolong sehingga batu-batu dari bagian bawah dasar dengan sendirinya keluar,” katanya.
Ia mengatakan diduga karena bolong itu yang memicu ambruknya tembok bagian belakang kos.
Syahwal, pemilik kos, mengatakan dirinya akan mengusahakan tukang untuk memperbaiki kosnya itu.
Longsor di Ampera
Hujan semalaman juga mengakibatkan longsor di kawasan Ampera, Kota Jayapura, Papua terjadi Minggu dini hari sekitar pukul 00.15 Wit, dilaporkan menelan korban empat orang warga meninggal dunia.
Kepala BPBD Kota Jayapura, Bernard Lamia, Minggu pagi membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan longsor di kawasan Ampera menyebabkan empat orang tertimbun longsor.
“Tiga jenazah sudah berhasil dievakuasi,” kata Lamia, seraya menambahkan kemungkinan jumlah korban masih bertambah karena ada laporan dari warga kemungkinan keluarganya yang turut menjadi korban.
Pencaharian masih terus dilakukan, sedangkan jenazah dibawa ke RS Tentara Marthen Indey.
Kepala BPBD Kota Jayapura, Bernard Lamia, juga mewaspadai sejumlah kawasan lainnya yang rawan longsor dan bencana alam lainnya.
Tim pencarian fokus menangani korban longsor di kawasan Ampera, Jayapura.
Kota dan Kabupaten Jayapura merupakan dua daerah yang berada di kawasan konservasi Pegunungan Cycloops. Saat yang sama dua daerah ini terjang banjir. Namun, kali ini banjir terparah dialami Kabupaten Jayapura.
Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin, mengatakan banjir bandang yang mengorbankan puluhan nyawa dan ribuan mengungsi diduga akibat pembalakan liar di kawasan Pegunungan Cycloop.
“Bahkan, akibat pepohonan sudah ditebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menyebabkan berbagai material, seperti bebatuan dan batang kayu serta lumpur, ikut terseret,” kata Martuani Sormin.
Dia mengatakan Gunung Cycloop merupakan kawasan hutan lindung yang seharusnya dijaga kelestariannya dan bukan sebaliknya ditebangi pepohonannya.
Oleh karena hutan lindung yang tidak dijaga kelestariannya, saat curah hujan tinggi menjadi penyebab banjir bandang yang bahkan mengakibatkan jatuhnya korban, termasuk harga benda.
“Ke depan diharapkan tidak lagi terjadi pembalakan karena dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan korban jiwa dan harta benda,” katanya. (*)
Editor: Timo Marten