Akan berangkat ke Papua, Yonif 713/Satya Tama Gorontalo berlatih perang

Patroli Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan di Papua memeriksa patok perbatasan RI-PNG – Jubi/IST
Patroli Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan di Papua memeriksa patok perbatasan RI-PNG – Jubi/IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Para prajurit Batalion Infantri 713/Satya Tama Gorontalo menjalani berbagai latihan perang untuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke Papua. Kepala Penerangan Komando Resor Militer 133/Nani Wartabone Mayor Fathan Ali kepada Kantor Berita Antara menyatakan latihan perang itu menjadi pemanasan para prajurit menjalani tugas mengamankan perbatasan RI – Papua Nugini di Papua.

Read More

Fathan menyatakan para prajurit terus berlatih agar siap mengamankan Negara dari berbagai ancaman. “Bagi prajurit, tugas lebih mulia (sebagai jalan) meniti karir. Latihan tersebut dipimpin oleh Komandan Batalyon Mayor Inf Dony Gredinand. Latihan yang dilaksanakan berupa latihan teknis dan taktis. Mereka berlatih di daerah latihan Desa Dumati, Kecamatan Talaga Biru,” ujar Fathan di Gorontalo, Senin (11/3/2019).

Latihan tempur itu melatih berbagai macam situasi yang akan dihadapi para prajurit saat bertugas di Papua. Para prajurit juga berlatih menghindari penghadangan kendaraan dan latihan mengepung wilayah yang menjadi sasaran pertempuran untuk menghancurkan lawan.

“Namun dalam hal ini TNI tidak semata-mata menghancurkan lawan. Prajurit juga berlatih memberikan perlindungan dan membantu warga masyarakat ataupun lawan yang menyerahkan diri,” kata dia. Akan tetapi, Fathan tidak menyebutkan kapan para prajurit Batalion Infantri 713/Satya Tama Gorontalo itu diberangkatkan ke Papua.

Meskipun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam wawancara khusus dengan Antara TV di Cilangkap, Jakarta, Jumat (8/3/2019) telah menyatakan cara menghadapi kelompok bersenjata di Papua tidak harus selalu dengan perang, TNI terus menambah jumlah pasukan yang diperbantukan ke Papua. Pada Sabtu (9/3/2019), sejumlah 600 prajurit Batalion 431 Kostrad Makassar dan Batalion Zeni Tempur 8 Makassar, telah berlabuh di Pelabuhan Amamapare, Timika, Papua.

Berbeda dengan para prajurit Batalion Infantri 713/Satya Tama Gorontalo yang akan ditugaskan mengamankan perbatasan RI – Papua Nugini, para prajurit Batalion 431 Kostrad Makassar dan Batalion Zeni Tempur 8 Makassar itu diperbantukan dalam Satuan Tugas Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga. Terkait dengan situasi keamanan di Nduga, Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti Kol Jonathan Binsar Sianipar pada Sabtu menyatakan kepada Kantor Berita Antara bahwa 70 persen wilayah Kabupaten Nduga telah dikuasai TNI dan Polri.

Dalam wawancara khusus dengan Antara TV pada Jumat (8/3/2019), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa cara menghadapi kelompok bersenjata di Papua tidak harus dilakukan dengan operasi pertempuran. “Dalam operasi di Papua, kita melaksanakan dua operasi, yakni operasi kinetik (operasi tempur) dan operasi non-kinetik (operasi non-tempur),” kata Panglima TNI.

Operasi non-tempur, kata dia, bisa dilakukan dengan merebut hati rakyat Papua agar tidak melakukan hal-hal yang dapat mengancam kedaulatan negara. Misalnya, ketika TNI datang ke suatu wilayah di Papua, masyarakat merasa nyaman dan tenang dengan keberadaan prajurit TNI. “Rasa aman dan nyaman ini akan menjadi ‘virus’ kepada mereka semua yang memiliki niat untuk memberontak,” katanya lagi.

Menurut Panglima, operasi non-tempur ini bisa dilakukan dengan kegiatan bakti sosial, kegiatan kesehatan, penyuluhan pertanian dan lainnya. Namun demikian, TNI tetap menyiapkan operasi kinetik (operasi tempur), bila diperlukan.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply