Akademisi perkirakan pembentukan pemerintah baru Vanuatu akan cepat

Gedung Parlemen Vanuatu. - RNZI/Sally Round
Gedung Parlemen Vanuatu. – RNZI/Sally Round

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Brisbane, Jubi – Seorang pakar dan akademisi urusan Pasifik berkata pandemi Covid-19 bisa menjadi katalisator yang mendorong pembentukan pemerintah baru di Vanuatu sesegera mungkin.

Read More

Komisi Pemilihan Umum Vanuatu telah mengalami berbagai halangan untuk mengumumkan hasil resmi pemilu yang 19-20 Maret lalu, termasuk kematian mendadak ketua KPU Vanuatu, Martin Tete minggu lalu. Sebelum itu, cuaca ekstrem telah menunda pemungutan suara selama satu hari di provinsi-provinsi sebelah utara.

Profesor yang berbasis di Brisbane bidang studi Asia dan Pasifik di Universitas Griffith, Tess Newton Cain, yang juga merupakan warga negara Vanuatu, telah mengamati pemilu itu dengan saksama.

Menurut Newton Cain, berdasarkan hasil pemilu yang belum resmi, empat parpol besar telah selesai dengan jumlah anggota parlemen terpilih yang kurang lebih sama – yaitu Graon Mo Jastis, Reunification Movement for Change, Vanua’aku, dan Leaders’ Party of Vanuatu.

Newton Cain menerangkan bahwa keempat partai ini masing-masing memiliki antara enam sampai 10 anggota parlemen yang terpilih, tergantung dari siapa yang menyediakan jawabannya, sehingga, sama dengan pemilu sebelumnya, pemerintah Vanuatu berikutnya akan dibentuk oleh suatu koalisi.

“Untuk membentuk pemerintah, kita perlu melihat suatu pengelompokan dengan minimal 27 MP,” jelas Newton Cain. “Tetapi sudah pasti, untuk memiliki pemerintah yang sedikit lebih stabil, mereka akan memerlukan sekitar 30 MP.”

Laporan dari media-media Vanuatu mengindikasikan proses lobi sudah dimulai, dan kemungkinan besar pada saat hasil pemilu yang resmi diumumkan, yang menurut KPU akan dilakukan pekan ini, perjanjian untuk membentuk koalisi mungkin sudah bisa dirundingkan dan upaya untuk meyakinkan MP tunggal dari partai yang lebih kecil dan MP independen bisa jadi sudah dimulai.

Setelah deklarasi Presiden Vanuatu yang menyatakan negara itu sebagai Keadaan Darurat akibat pandemi Covid-19, serta dampak negatifnya pada ekonomi Vanuatu yang sangat bergantung pada sektor pariwisata, Newton Cain mengungkapkan kemungkinan besar pemerintahan yang baru akan dibentuk dengan cepat.

“Jelas ada banyak desakan oleh masyarakat secara umum dan di antara pejabat-pejabat mengenai perlunya penanganan persoalan ini. Ada banyak momentum bagi parlemen untuk mulai bekerja sesegera mungkin dan agar pemerintahan yang baru bisa dibentuk,” kata.

Meskipun tidak ada laporan Covid-19 di Vanuatu, seluruh Pulau Aneityum di selatan negara itu telah dikarantina pada 23 Maret 2020, dengan pembatasan perjalanan ketat, setelah sebuah kapal pesiar sampai ke pulau itu dan seorang penumpang kemudian ditetapkan positif terkena virus Corona. (RNZI)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply