Wamena, Jubi – Sebanyak 68 siswa SMA dan SMTK asal Nduga baik yang bersekolah di ibu kota Keneyam, Mbua hingga di pengungsian di Wamena, melaksanakan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP), Senin (1/4/2019).
Pantauan Jubi, di sekolah darurat di halaman Gereja Kingmi Jemaat Weneroma, siswa siswi kelas XII SMA Negeri 2 Mbua melaksanakan UNKP dengan menggunakan ruangan sekolah minggu milik gereja.
Ketua Panitia UN Nduga, Puji Astuti mengatakan, total peserta ujian ada 68 orang. Terdiri dari 42 orang SMA Negeri 1 Keneyam yang dilaksanakan di ibu kota, 6 orang siswa SMTK Firdaus yang dilaksanakan di Distrik Mbua, dan 15 orang siswa SMA Negeri 2 Mbua yang dilaksanakan di Wamena.
“Hari pertama mata pelajaran Bahasa Indonesia, semuanya aman tidak ada masalah begitu juga yang laksanakan di Mbua dan Keneyam,” katanya kepada wartawan di sekolah darurat Weneroma.
Pelaksanaan ujian nasional khususnya bagi para pengungsi di Wamena dipantau juga oleh tim dari provinsi.
“Meski dalam kondisi darurat kami mencoba semaksimal mungkin sesuai komitmen diawal, bahwa dinas pendidikan siap memfasilitasi dimana pun dilaksanakan ujian nasional, termasuk di pengungsian ini tidak ada meja kursi kami coba cari kebutuhan itu,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Nduga, Jennes Sampoue mengatakan jika ujian nasional tahun ini dilaksanakan sesuai juknis yang ada, dimana materi soal yang diberikan 25 persen dari pusat dan 75 persen dari kabupaten.
“Soal ujian di drop langsung di antar ke Keneyam minggu lalu diantar dan tempat penyimpanan akhir di dinas pendidikan, kemudian untuk SMA Mbua yang ujian di Wamena kami setiap hari pagi datang membawa soal,” katanya.
Selama ujian berlangsung, dinas menurunkan pengawas di tiga tempat ujian.
“Saat ini kita masih terfokus untuk ujian SMA dan SMTK, masalah SMP dan SD nanti kita pikirkan lagi. Namun untuk pengungsi di Lanny Jaya, tidak ada siswa SMA di sana, sehingga tidak ada yang ikut ujian,” katanya.
Kepala sekolah SMA Negeri 2 Mbua, Daniel Kayame bilang, peserta didik yang ikut ujian di sekolah darurat Weneroma berjumlah 15 orang dari 17 yang terdata, namun karena dua orang meninggal akibat konflik awal Desember 2018.
“Puji Tuhan semua berjalan lancar jalan seperti biasa, sesuai dengan jadwal. Tetap seperti biasa kita laksanakan pukul 07.30 WP dan dilakukan pengawasan silang dari SMP Mbua, dan anak-anak juga sudah komitmen untuk ikut ujian ini sampai selesai hingga Senin pekan depan,” kata Kayame. (*)
Editor: Syam Terrajana