Papua No.1 News Portal | Jubi
“Satwa-satwa ini punya peran penting di alam”
Balai Besar Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua menerima translokasi 55 satwa endemik Papua dari DKI Jakarta dan DKI Yogyakarta.
Translokasi puluhan satwa pada Kamis (29/7/2021), di Bandara Theys Eluay Sentani Jayapura, terdiri dari 25 ekor dari BBKSDA Yogyakarta dan 30 ekor dari DKI Jakarta.
Sebanyak 25 ekor satwa dari Yogyakarta, antara lain, 2 ekor kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius), 20 ekor kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta), 2 ekor buaya irian (Crocodylus novaeguineae), dan 1 ekor cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor).
Sedangkan satwa translokasi dari DKI Jakarta sebanyak 30 ekor, terdiri atas, 5 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 2 ekor kakatua raja (Probosciger aterrimus), 1 ekor nuri kelam (Pseudeos fuscata), 1 ekor cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor), 1 ekor sanca hijau (Morelia viridis), 11 ekor kura-kura irian leher panjang (Chelodina novaeguineae), 9 ekor kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta).
Kepala Balai KSDA Yogyakarta, M. Wahyudi, dalam keterangan tertulis yang diterima Jubi, Minggu (1/8/2021) mengatakan, pihaknya mengetahui bahwa seorang warga Gunung Kidul memelihara buaya irian, kemudian menyerahkannya kepada BBKSDA Yogya pada 15 Maret 2021. Selain itu, cenderawasih kuning kecil merupakan hasil sitaan Satkrimsus Polres Bantul, 11 Januari 2019.
Menurut Wahyudi, DKI Yogyakarta yang dijuluki Kota Pelajar itu termasuk daerah rawan tindak ilegal terhadap satwa liar. Ironisnya sebagian pelaku berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.
Secara logika, katanya, orang-orang yang mengenyam pendidikan mustahil tak memahami, bahwa satwa-satwa tersebut dilindungi undang-undang. Dia bahkan menduga terdapat faktor lain yang membuat mereka melakukan tindak ilegal terhadap satwa liar.
“Bisa jadi faktor ekonomi atau sekadar kesenangan pribadi yang tak terkendali,” kata Wahyudi.
Kondisi semacam ini, lanjutnya, memerlukan perhatian semua pihak untuk turut menjaga satwa-satwa liar milik negara agar terjamin kesejahteraannya di alam.
Kepala Balai KSDA DKI Jakarta, Abdul Kodir, menyatakan, satwa-satwa translokasi ini merupakan hasil penyerahan masyarakat dan hasil penegakan hukum yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap melalui keputusan pengadilan. Satwa-satwa kemudian ditampung di Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur (PPSTA) yang dikelola oleh BKSDA Jakarta.
“Semoga satwa-satwa yang kembali ke Papua akan lestari di habitatnya,” ujar Kodir.
Abdul Kodir mengisahkan, seorang warga DKI berinisial Y awalnya menemukan seekor cenderawasih kuning kecil yang tersesat di halaman rumahnya. Warga ini menduga, cenderawasih tersebut dipelihara oleh seseorang, tetapi lepas dari sangkarnya.
Warga berinisial Y itu kemudian menghubungi artis Irfan Hakim melalui pesan pribadi untuk meminta bantuan, sehingga pada 23 Juni 2021 Irfan Hakim bersama Y menyerahkan cenderawasih kuning kecil tersebut kepada BKSDA DKI Jakarta, setelah sebelumnya menghubungi nomor call center.
Pasalnya, 55 satwa translokasi tersebut dinyatakan sehat, dan bebas dari avian influenza setelah menjalani tes PCR dan uji serologis. BBKSDA Papua telah mengamankannya di kandang transit Buper Waena, Kota Jayapura, dan belum diketahui jadwal pasti untuk dilepasliarkan di habitatnya di Tanah Papua.
Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, mengatakan, di antara satwa-satwa translokasi, pihaknya bertanggung jawab sepenuhnya, untuk mengembalikan satwa-satwa endemik Papua yang dicuri orang-orang tak bertanggung jawab, untuk dikembalikan ke habitatnya.
“Satwa-satwa ini punya peran penting di alam, jadi jangan kurung. Biarkan mereka bebas menjalankan tugas masing-masing di alam,” kata Edward. (*)
Editor: Kristianto Galuwo