Jayapura, Jubi – Tiga puluh orang tewas di masjid Deans Avenue, sementara 10 orang meninggal di masjid Linwood Avenue. 20 orang lainnya terluka parah dan dalam perawatan intensif setelah penembakan brutal di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019) siang.
Pihak rumah sakit Canterbury DHB mengatakan 48 pasien dengan luka tembak sedang dirawat di Rumah Sakit Christchurch.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan serangan yang terjadi itu dapat digambarkan sebagai tindakan teroris yang meningkatkan ancaman keamanan nasional.
Jacinda mengatakan ini adalah serangan yang terencana, dengan perangkat peledak yang ditemukan melekat pada kendaraan para penyerang.
“Tak satu pun dari orang yang ditangkap berada dalam daftar pengawasan teroris,” katanya.
Komisaris Polisi, Mike Bush mengatakan ada banyak korban jiwa dan tiga lelaki bersama satu perempuan ditahan. Polisi belum bisa mengkonfirmasi apakah ada orang lain yang terlibat.
Seorang warga negara Australia termasuk di antara mereka yang ditangkap setelah penembakan di Christchurch.
Bush mengkonfirmasi ada beberapa korban jiwa di dua lokasi berbeda – sebuah masjid di Deans Ave dan sebuah masjid di Linwood Ave.
Dia mengatakan dia tidak yakin apakah lokasi lain berada di bawah ancaman atau kemungkinan ada orang lain lagi yang terlibat. Polisi masih belum memiliki identitas korban penembakan.
“Kami telah mengerahkan setiap sumber daya polisi di wilayah Canterbury untuk merespons ini,” kata Bush.
Bush mengatakan rekaman media sosial dari insiden itu sangat mengganggu dan polisi sedang mencari cara untuk menghapusnya dari domain publik.
Polisi telah mengatakan kepada masjid-masjid di seluruh Selandia Baru untuk menutup pintu mereka sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Bandara Christchurch masih dibuka, namun beberapa penerbangan telah dibatalkan. Air New Zealand telah membatalkan 17 layanan turbo regional malam ini karena tidak mungkin untuk memeriksa penumpang dan bagasi mereka, tetapi operasi jet dari Bandara Christchurch akan terus berlanjut. (*)
