Papua No. 1 News Portal | Jubi
Port Vila, Jubi – Dalam sepekan terakhir, dua anggota parlemen dari kubu Pemerintah Vanuatu telah membelot dari kubu pemerintah dan bergabung ke kelompok oposisi. Keduanya adalah Robin Kapapa dan Christophe Emelee.
Kelompok oposisi yang dipimpin oleh Ralph Regenvanu telah mengklaim menguasai 24 dari 52 kursi parlemen nasional Vanuatu. Pemerintah Vanuatu menegaskan koalisinya masih tetap stabil, dengan mengusai mayoritas kursi di parlemen. Kepada jurnalis Daily Post, pemerintah menyatakan masih memiliki kursi mayoritas dalam parlemen, dan mampu mengalahkan mosi tidak percaya yang bisa diajukan kelompok oposisi.
RNZ Pacific melaporkan telah melihat salinan surat pengunduran diri Robin Kapapa dari jabatan Leader of Government Business. Dalam surat pengunduran diri yang ditujukan Kapapa kepada Perdana Menteri Bob Loughman, anggota parlemen dari Daerah Pemilihan dapil Tanna itu tidak menjelaskan alasan pengunduran dirinya.
Kapapa adalah anggota parlemen kedua yang menyeberang ke kubu oposisi dalam kurun waktu sepekan terakhir. Sebelumnya, seorang anggota parlemen dari Torres, Christophe Emelee juga menyatakan berpindah haluan, bergabung dengan kelompok oposisi.
Baca juga: Pendapatan Vanuatu dari Program Kewarganegaraan melebihi proyeksi awal
Christophe Emelee merupakan anggota parlemen tunggal dari partai Vanuatu National Development. Ia mengajukan pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Bob Loughman pada pekan lalu.
Dalam surat pengunduran dirinya, Emelee menyatakan dirinya tidak bisa lagi diam melihat pemerintah mulai lemah, karena kantor Perdana Menteri Loughman tidak menuntut pertanggungjawaban para pihak yang diduga terlibat kasus pelanggaran publik, penggelapan, dan insubordinasi.
Pada Juli lalu, Perdana Menteri Loughman mencopot Emelee dari komite Parliamentary Accounts Committee. Pencopotan itu terjadi hanya beberapa pekan setelah Loughman kembali mencalonkan Emelee untuk menduduki jabatan tersebut.
“Meskipun saya menghormati PM Loughman sebagai pemimpin, saya akan berterus terang dan mengatakan bahwa pemerintah ini tidak memiliki kepemimpinan, tujuan, disiplin, integritas, martabat, dan rasa hormat.” tulis Emelee dalam surat pengunduran dirinya.
Emelee juga menyinyalir ada beberapa orang-orang yang terafiliasi dengan pemerintah memiliki pengaruh yang terlalu besar terhadap kebijakan pemerintah. Padahal, orang-orang itu bukanlah anggota parlemen.(RNZI)
Editor: Aryo Wisanggeni G