Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pemerintah Swedia akan meningkatkan anggaran belanja militer sekitar 40 persen selama lima tahun ke depan untuk memperkuat pertahanannya saat menghadapi ketegangan dengan Rusia. Swedia juga menerapkan jumlah wajib militer bagi rakyatya.
Tercatat Swedia bukan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), namun menikmati hubungan dekat dengan blok itu, dan mengurangi pengeluaran militernya setelah berakhirnya perang dingin untuk menghemat uang.
“Kami memiliki situasi di mana pihak Rusia bersedia menggunakan cara militer untuk mencapai tujuan politik,” kata Menteri Pertahanan Swedia, Peter Hultqvist, kepada wartawan seperti dikutip Reuters, Kamis, (15/10/2020) kemarin.
Baca juga :Jenderal Rusia ini tewas akibat ledakan bom di Suriah
Rusia usir pesawat mata-mata AS
Rusia lengkapi senjata nuklir hipersonik dan pesawat nirawak angkatan laut
Hultqvist mengatakan proposal baru itu berarti peningkatan anggaran militer sebesar US$ 3,10 miliar atau setara Rp 45,7 triliun untuk tahun 2025. Swedia menyebut anggaran militer akan ditingkatkan secara berturut-turut antara tahun 2021 dan 2025, serta akan mendanai penambahan personel militer menjadi sekitar 90 ribu dari 60 ribu personil saat ini, termasuk brigade mekanis baru dengan artileri yang diperbarui.
Meningkatnya aktivitas Rusia di Kawasan Laut Baltik telah mendorong Swedia bergegas kembali dengan program persenjataannya termasuk pembelian rudal Patriot dari Amerika Serikat.
Bulan lalu, Swedia memprotes Rusia setelah dua kapal perangnya memasuki perairan Swedia tanpa izin dan telah berulang kali mengeluh tentang pesawat militer Rusia yang terbang terlalu dekat bahkan melanggar wilayah udara Swedia.
Angkatan Laut Swedia akan mendapatkan kapal selam ekstra sehingga jumlahnya menjadi lima unit. Jumlah armada korvet juga akan diperbarui. Sementara Angkatan Darat serta Angkatan Udara akan mendapatkan sistem persenjataan yang ditingkatkan. (*)
Editor : Edi Faisol