Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Sejumlah orang yang keluarganya saat ini sedang dalam masa karantina di tempat yang telah disediakan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jayawijaya, tepatnya di Silimo Siloam Wamena, mengeluhkan pelayanan kebutuhan dasar yang disediakan.
RA, salah satu keluarga yang paman dan kakeknya sedang dalam masa karantina, mengaku mereka kesulitan air minum.
“Memang air minum itu diberikan tetapi saat diberi makan saja menggunakan air mineral botol, setelah itu ketika hendak mencari air untuk minum mereka kesulitan,” kata RA, saat menghubungi Jubi, Selasa (13/5/2020) malam.
RA menilai setidaknya Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jayawijaya dapat menyediakan alat pemanas air menggunakan galon untuk kebutuhan air minum. Tetapi hal itu tidak tersedia, sehingga ketika orang-orang yang berada di dalam karantina kesulitan air minum.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum, terkadang keluarga membawa dan mengantarkan sendiri ke tempat karantina. Begitu juga dengan kebutuhan lainya.
“Pemerintah bilang yang masuk ODP harus dikarantina, sedangkan di tempat karantina tidak diperhatikan, mendingan diam diri di rumah saja, bisa makan minum. Padahal tete dan bapak ade ini penyakit tidak menjurus ke Covid-19,” kata RA.
Ia juga melihat paman dan kakeknya itu sebenarnya tidak ada gejala Ccovid-19. Pamannya yang memang dalam keadaan sakit dipanggil pimpinannya untuk melakukan rapid test. Sementara kakeknya, karena ada batuk dan keduanya tinggal satu rumah, sehingga tim kesehatan memutuskan keduanya harus dikarantina.
“Jadi paman ini memang sakit tetapi bukan Covid-19. Tetapi setelah rapid test karena sakitnya lebih dari yang dipikirkan tim medis, sehingga harus dikarantina. Begitu juga tete, karena batuk yang dialaminya sebelum ada Corona ini saja, tete juga harus karantina,” katanya.
Menjawab hal itu, Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19, mengaku pemenuhan kebutuhan bagi orang yang dikarantina telah dilakukan, baik kelengkapan mandi, makan tiga kali sehari, serta air minum.
Hanya saja, kata Banua, untuk kebutuhan air minum memang tidak disediakan menggunakan dispenser melainkan botol air mineral 600ml, karena ditakutkan jika menggunakan dispenser maka akan terjadi kontak antar orang yang dalam masa karantina.
“Jadi setiap kamar itu kita siapkan alat pemanas air seperti teko/poci listrik, dan air minum dalam botol kemasan. Kalau kita gunakan galon dan dispenser, itu rentan sekali bisa menularkan satu sama lainya,” kata Banua, di ruang kerjanya, Rabu (14/5/2020). (*)
Editor: Dewi Wulandari