Papua No.1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Selama ini pelayanan pengurusan administrasi kependudukan seperti akta kelahiran, Kartu Keluarga, e-KTP, KIA, serta dokumen penting lainnya tidak berjalan dengan normal di Kabupaten Paniai. Akibatnya, sejumlah warga Kabupaten Paniai melampiaskan emosi dengan membuat keributan di kantor Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Paniai, Senin (26/4/2021).
Nikolaus Degei, salah satu warga menyampaikan dalam aturan pemerintahan, untuk mengurus semua kebutuhan sangat diperlukan dokumen-dokumen tersebut.
“Dari waktu ke waktu begini terus, tidak ada pelayanan. Kita mau urus administrasi kependudukan tetapi tidak dilayani,” kata Nikolaus Degei kepada Jubi, Selasa (27/4/2021).
Degei mengatakan, karena dalam waktu dekat semua siswa akan melanjutkan pendidikan ke tingkat atas, dipastikan semua sekolah bahkan perguruan tinggi akan meminta persyaratan seperti Kartu Keluarga dan e_KTP, akta kelahiran dan lainnya.
“Bahkan juga pengurusan lain, baik itu urusan kedinasan bahkan urusan kepentingan testing. Maka kami meminta Dukcapil mohon segera siapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk mengurusi administrasi kependudukan,” katanya.
Pelayanan publik kata dia, merupakan tugas dan tanggung jawab di organisasi perangkat daerah yang bersangkutan.
Plt. Kepala Dinas Ducapil Paniai, Frans Nawipa yang dikonfirmasi mengatakan pelayanan untuk mengurus administrasi kependudukan adalah tugas utama. “Namun yang menjadi kendala bagi kami di Dukcapil adalah tempat pelayanan atau kantor tidak aman, alat-alat dan jaringan internet untuk mengurus semua ini. Jadi sementara kami mengalami gangguan dan beberapa komputer perekam sudah pernah rusak dikarenakan salah pemakaian lampu genset,” ungkap Nawipa.
Atas desakan warga, selama ini pihaknya telah mengupayakan mendatangkan tenaga ahli dari kabupaten tetangga seperti Kabupaten Deiyai dan Dogiyai untuk mengecek semua alat dan jaringan.
“Ya namun sudah terjadi begitu, dan sementara ini Paniai dalam perbaikan listrik untuk menyalakannya selama 24 jam. Sehingga kami pun mengalami macet terhadap pelayanan ini,” katanya.
Ia mengaku, kerap kali pihaknya menyampaikan keluhan tersebut kepada DPRD dan bupati namun belum ada jawaban pasti.
“Sementara kami sedang tunggu jawaban dari atasan untuk menata pelayanan publik terbaik. Kami harap warga tetap sabar walaupun situasi mendesak,” ujarnya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo