Warga India rela beli obat Covid-19 di pasar gelap dengan harga mahal

Jayapura, Papua
Ilustrasi pandemi Covid-19 - Pexels.com.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Warga India rela membeli obat Covid-19  dan oksigen di pasar gelap dengan harga mahal saat  gelombang kedua corona di negara itu. Tercatat di Kota Patna, seorang warga bernama Pranay Punj mengaku letih harus mencari dari satu toko obat ke gerai lainnya guna mencari obat remdesivir untuk ibunya yang menderita Covid-19 dengan gejala parah.

Read More

Namun ketika berkunjung ke salah satu toko farmasi, seorang karyawan mengatakan bahwa obat itu kini hanya bisa ditemukan di pasar gelap. Karyawan itu kemudian menawarkan jasa untuk menemukan obat itu di pasar gelap dengan harga 100 ribu rupee atau setara Rp19,4 juta.

Baca juga : Kasus penularan Covid-19 di india mencapai 340 ribu per hari 

Hindari Covid-19, Jet pribadi di India ramai disewa 

Jenazah di India dikremasi massal akibat krematorium kewalahan

Punj sempat tak percaya karena angka tersebut 30 kali lipat dari harga remdesivir pada umumnya. Jumlah itu pun sangat tinggi karena setara dengan tiga bulan gaji karyawan biasa di India.

Ia akhirnya menolak dan mendapatkan obat Covid-19 dari seorang kerabat yang istrinya baru saja meninggal akibat corona.

Ternyata permasalahan tak begitu saja selesai. Punj tiba-tiba mendapatkan telepon dari rumah sakit tempat ibunya dirawat yang mengabarkan bahwa kondisi orang tuanya kian parah karena kekurangan stok oksigen. “Beberapa jam kemudian, kami dapat menemukan satu tempat tidur di rumah sakit swasta yang sangat mahal dan memindahkan ibu ke sana,” ujar Punj kepada AFP.

Punj masih beruntung karena bisa mendapatkan tempat tidur di rumah sakit mahal dengan cadangan oksigen cukup banyak ketimbang fasilitas kesehatan lainnya.

Sulitnya mencari obat dan layanan menghadapai Covid-19 tak hanya dirasakan Pranay, seorang warga di Kota Lucknow, Ahmed Abbas, tak bisa mendapatkan tempat tidur di rumah sakit untuk kerabatnya. Ia akhirnya mendapatkan cadangan oksigen di pasar gelap dengan harga 45 ribu rupee atau setara Rp8,7 juta, sekitar sembilan kali lipat dari harga normal.

“Mereka minta saya bayar lebih dulu dan mengambil [tabung oksigen] dari mereka keesokan harinya,” tutur Abbas.

Berbagai rumah sakit di India kini memang melaporkan kekurangan pasokan tabungan oksigen karena jumlah pasien Covid-19 yang melebihi kapasitas. Para dokter pun menjerit meminta bantuan dari berbagai jejaring sosial agar ada pihak-pihak yang mau membantu mengirimkan pasokan oksigen cadangan.

Pemerintah India berencana mengimpor 50 ribu ton oksigen. Oksigen itu akan dibawa menggunakan kereta untuk kemudian disebarkan ke berbagai rumah sakit di pelosok India. Sejumlah negara juga mulai mengirimkan bantuan berupa alat medis dan tabung-tabung oksigen ke India. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengirimkan bantuan serupa.

“(WHO mengirimkan) ribuan konsentrator oksigen, rumah sakit berjalan, dan pasokan untuk laboratorium,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Lembaga kesehatan dunia itu juga mengirimkan 2.600 ahli kesehatan mereka dari berbagai program, termasuk polio dan tuberkulosis, untuk bekerja sama dengan otoritas kesehatan India dalam mengatasi pandemi.

Sambil menunggu bantuan datang, kasus Covid-19 di India terus melonjak. Pada Selasa (27/4/2021) kemarin melaporkan 350 ribu kasus Covid-19 baru. India sudah melaporkan 147,7 juta kasus sejak pandemi pertama kali merebak tahun lalu. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply