Penjualan emas perhiasan juga sejak merebaknya Covid-19 yang melanda, termasuk Aceh juga ikut berdampak terhadap perekonomian.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Banda Aceh, Jubi – Tingkat penjualan emas perhiasan di Kota Banda Aceh naik dibanding pada hari biasanya. Tercatat memasuki bulan Ramadhan penjualan emas di daerah setempat mencapai 70 persen.
“Salah satu alasan warga yang menjual kembali emas perhiasannya ke toko kami adalah karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama bulan suci Ramadhan 1441 Hijriah,” kata satu pedagang emas di Banda Aceh, Murizal, Sabtu (25/4/2020).
Baca juga : Tradisi bakar batu menyambut Ramadhan di Lembah Baliem terhenti akibat corona
Ramadhan di tengah pandemi corona, warga Papua diajak jaga toleransi
PDAM Makassar gratiskan biaya air masjid selama Ramadhan
Murizal menjelaskan biasanya harga pembelian dan menjual kembali emas perhiasan di tokonya yakni 50 banding 50. “Kalau untuk harga emas saat ini masih bertahan Rp2,7 juta per mayam (3,3 gram) belum termasuk ongkos,” kata Murizal menjelaskan.
Menurut dia, peningkatan penjualan kembali emas perhiasan tersebut mulai terjadi pada awal meugang atau hari pemotongan hewan, sebagai kebiasaan masyarakat Aceh membeli daging sapi atau kerbau untuk disantap bersama keluarga.
Penjualan emas perhiasan juga sejak merebaknya Covid-19 yang melanda, termasuk Aceh juga ikut berdampak terhadap perekonomian.
“Tahun-tahun sebelumnya juga seperti ini, awal bulan suci Ramadhan banyak masyarakat yang menjual emasnya kembali, tapi ketika sudah memasuki pertengahan bulan puasa nanti banyak yang akan membeli lagi,”katanya. (*)
Editor : Edi Faisol