Walau Pandemi, Kadisdik Nabire minta guru tingkatkan kualitas pendidikan

Papua
Kadis Pendidikan Nabire Yulianus Pasang – Jubi/Titus Ruban.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Yulianus Pasang, menilai dengan terbatasnya jam pembelajaran tatap muka di sekolah pada masa pandemi covid-19 maka hasil kualitas pendidikan ikut menurun.

Ini disampaikannya setelah dilakukan monitoring pada semester ganjil (2020) silam.

Read More

“Setelah proses tatap muka semester ganjil, saya nilai baru 10 persen capaiannya. Artinya belum maksimal,” kata Yulianus Pasang kepada Jubi di Nabire. Senin (17/1/2021).

Hal ini menurutnya, bukan disebabkan oleh guru ataupun murid. Melainkan munculnya pandemi covid-19. Sehingga pada semester genap ini, Pasang meminta kepada seluruh guru di daerah ini dan dari semua jenjang pendidikan agar mampu menyesuaikan proses standar kompetensi, walaupun masih memiliki keterbatasan waktu.

Artinya, proses pembelajaran minimal dilaksanakan 50 persen walaupun tatap
mukanya ganjil dan genap.  Akan tetapi  waktunya diupayakan agar sama
seperti pada saat sebelum munculnya covid-19.

Pasang mengatakan, walau dengan keterbatasan waktu dapat dimafaatkan oleh guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan hati yang ikhlas dan jujur.

“Misalnya, bila masuk pada pukul 07.30 Waktu Papua (WP) maka harus pulangnya jam 12.00 untuk sekolah dasar. Sebab pada semester kemarin ada sekolah yang
masuk jam 08.00 pulangnya  pukul 09.00 atau hanya satu atau dua jam
pelajaran,” tuturnya.

Menurut Pasang, pada semester genap pihaknya telah dan terus melakukan
monitoring ke sekolah-sekolah guna melihat dari dekat proses pelaksanaan belajar tatap muka.

Sementara, Sri, orang tua dari Faustine Maharani, satu di antara siswi SDN Inpres Siriwini di Nabire mengatakan, proses pembelajaran di saat awal hanya dua pelajaran dan dalam waktu
dua jam.

Hanya saja, pada awal minggu ini sudah ditambahkan lagi jam pelajarannya hinga pada pukul 12.00 WP.

Selain itu, sekolah tempat anaknya mengenyam pendidikan juga menerapkan protokol kesehatan yakni satu kelasnya masuk ganjil genap dengan 15 siswa dari 30 siswa satu kelas.

“Saya masuk awal minggu lalu hanya dua jam pelajaran. Tapi mingu ini sudah tambah lagi jadi pulang jam 12.00. Lalu kelas dibagi dua, jadi jamnya masuk 15 orang,” Sri. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply