Wagub Papua minta Freeport hentikan sementara mobilisasi karyawan

Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal – Jubi/Dok
Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal – Jubi/Dok

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, minta PT Freeport menghentikan sementara mobilisasi karyawannya dari Tembagapura ke Timika atau sebaliknya selama pandemi corona.

Read More

Hal itu dilakukan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 di lingkungan perusahaan baik itu karyawan maupun keluarganya.

“Karyawan yang sudah berada di Tembagapura hendaknya tidak diturunkan ke Timika atau sebaliknya namun bila mendesak mereka harus diisolasi terlebih dahulu sebelum membaur dengan rekan-rekannya atau keluarganya,” kata Klemen, di Jayapura, Senin (11/5/2020) malam.

Diakui, dari laporan yang diterima terungkap jumlah kasus COVID-19 di Tembagapura tertinggi di Kabupaten Mimika dan sebagian besar adalah karyawan Freeport.

Manajemen perusahaan penambangan terbesar di Indonesia itu sudah menyatakan akan melakukan tes cepat massal kepada karyawan namun kapan dilaksanakan belum dipastikan.

Selain itu Freeport juga menyatakan akan melakukan sendiri pemeriksaan PCR di laboratorium miliknya di Kuala Kencana.

“Langkah yang diambil Freeport diharapkan dapat segera terealisasi sehingga penanganan COVID-19 di kawasan itu maksimal,” harap Klemen.

Jumlah pasien positif COVID-19 di Kabupaten Mimika tercatat 112 kasus dengan 92 orang dirawat.

Freeport perkuat sistem perlindungan kesehatan atasi COVID-19

Sementara itu, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengatakan PT Freeport Indonesia terus memperkuat sistem perlindungan kesehatan karyawan dan komunitas dalam menangani pandemi COVID-19 dengan meningkatkan jumlah rapid test dan menambah kapasitas pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), dan menambah jumlah tenaga medis, serta memperbanyak jumlah tempat isolasi.

Saat dihubungi dari Timika, Senin (11/5/2020), Tony Wenas, mengatakan kesehatan dan keselamatan seluruh karyawan merupakan prioritas utama perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral emas, tembaga, dan perak di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua itu.

“Kami telah dan terus bekerja bersama International SOS tanpa mengenal lelah, serta berkoordinasi erat dengan pemerintah untuk menyediakan penanganan medis terbaik yang dapat kami berikan sesuai dengan prosedur mitigasi global COVID-19. Kami bersyukur, penanganan pasien COVID-19 menunjukkan hasil yang baik, dengan semakin banyaknya karyawan yang hampir sembuh,” kata Tony.

Demi menjaga keselamatan dan kesehatan lebih dari 25.000 karyawan dan kontraktornya, penyedia layanan medis PTFI telah dan terus memperluas jangkauan pemeriksaan agar dapat mengidentifikasi kasus positif secara lebih cepat dan melakukan tracing guna menahan laju penyebaran virus.

Saat ini, di area kerja telah tersedia alat tes PCR dan sekitar 50.000 alat rapid test, sehingga PTFI dapat cepat mendeteksi dan mengisolasi mereka yang terinfeksi, memberikan perawatan medis yang diperlukan, dan mengambil langkah mitigasi yang tepat.

Peningkatan kapasitas pemeriksaan ini merupakan tambahan dari berbagai upaya mitigasi yang telah dilakukan sebelumnya, seperti pemeriksaan suhu tubuh karyawan, penerapan jarak fisik, pembatasan perjalanan, peningkatan upaya sanitasi, dan larangan pertemuan dalam jumlah besar.

PTFI juga telah meningkatkan kapasitas perawatan COVID-19 di area kerja, di antaranya dengan menambah ruang rawat dan ruang isolasi di Rumah Sakit Tembagapura, serta alat bantu pernapasan (ventilator) bagi yang memerlukannya.

Selain itu, Klinik Kuala Kencana juga sedang disiapkan agar dapat melayani rawat inap dan akan segera tersertifikasi sebagai laboratorium pemeriksa RT-PCR yang dapat mengonfirmasi diagnosis COVID-19.

“Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mimika agar hasil pemeriksaan dapat dianalisa di laboratorium Klinik Kuala Kencana, tidak lagi di Laboratorium Kesehatan Daerah Jayapura. Ini akan membantu kami untuk menangani kasus COVID-19 secara lebih cepat, menyediakan kapasitas tes yang lebih luas bagi lebih banyak komunitas agar dapat melindungi keselamatan mereka, dan mengurangi beban kerja yang ada pada institusi kesehatan publik,” kata Tony.

Untuk kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang perlu diisolasi, PTFI telah menambah jumlah fasilitas isolasi sehingga kini dapat memuat lebih dari 750 orang di Tembagapura dan 150 orang di Dataran Rendah (Mile 38).

Termasuk di dalamnya adalah asrama di Mimika Sport Complex yang selama masa pandemi telah dialihfungsikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika menjadi tempat isolasi bagi masyarakat Timika.

Diharapkan dengan berbagai upaya ini, RSUD Mimika dapat lebih berkonsentrasi untuk menangani pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan medis khusus.

Tony mengatakan perusahaan juga telah dan terus mendukung masyarakat setempat dengan memberikan bahan makanan kepada masyarakat asli setempat, menyediakan transportasi kargo Alat Pelindung Diri (APD) ke Papua, dan mendanai sejumlah upaya lainnya melalui berbagai institusi kemasyarakatan.

Hingga saat ini, bantuan untuk berbagai upaya pencegahan dan mitigasi tersebut telah mencapai lebih dari Rp17 miliar.

“Prioritas dan fokus utama kami tetap pada kesehatan dan keselamatan karyawan, bersama dengan keluarga mereka dan komunitas di sekitar kami. Di tengah situasi yang terus berkembang, tim kami senantiasa mengevaluasi dan menerapkan berbagai upaya tambahan guna menjamin keselamatan mereka dan membantu memitigasi penyebaran COVID-19,” ujarnya.

Pimpinan Medical Officer International SOS, dr Darma Irawan, mengatakan fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga medis di Tembagapura serta Kuala Kencana cukup untuk menangani berbagai skenario yang telah disiapkan.

“Namun, untuk berjaga-jaga, kami telah dan akan terus menambah jumlah tenaga medis, serta fasilitas kesehatan pendukung lainnya,” kata Darma. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply