Wabah Virus ASF, Pemprov Sumut pastikan tak musnahkan babi

Babi di Papua
Foto ilustrasi babi. - pixabay.com
Foto ilustrasi babi. – pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Medan, Jubi – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menegaskan tidak akan melakukan pemusnahan ternak babi untuk menghentikan virus African Swine Fever (ASF) yang sedang mewabah di 18 kabupaten dan kota di provinsi itu.

Read More

“Pemusnahan babi tidak akan dilakukan karena bertentangan dengan beberapa peraturan dan mempertimbangkan perekonomian ,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap di Medan, Jumat (17/1/2020) kemarin.

Baca juga : 27.070 ekor babi di Sumatera Utara mati gara-gara kolera babi

Warga Wamena khawatir populasi ternak babi lokal habis

Wilem Walilo dituntut 1 tahun penjara gara-gara pisau pemotong pakan babi

Penegasan itu disampaikan terkait beredarnya isu bahwa Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyatakan akan memusnahkan babi di Sumut untuk mengatasi virus ASF. Azhar mengatakan ada pernyataan dalam gerakan “Save Babi” yang menyebutkan rencana Gubernur Sumut akan memusnahkan ternak babi di Sumut dalam waktu dekat.

“Padahal Gubernur tidak mengeluarkan pernyataan memusnahkan babi di Sumut,” kata Azhar menambahkan.

Menurut Azhar tidak dilakukannya pemusnahan babi mengacu pada adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2012 tentang Kesejahteraan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Selain itu pemusnahan ternak babi juga melanggar prinsip Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties/OIE).

“Pemprov Sumut juga menyadari bahwa pemusnahan merugikan masyarakat peternak babi di Sumut,” kata Azhar menjelaskan.

Ia mengimbau masyarakat peternak babi tidak perlu resah karena Gubernur Sumut tidak ada mengeluarkan pernyataan untuk memusnahkan babi di Sumut.

Meski diakui saat ini belum ditemukan obat virus ASF, namun Pemprov Sumut melalui Tim Unit Reaksi Cepat terus melakukan berbagai langkah pencegahan. Mulai dengan melakukan pembersihan dan penyemprotan kandang babi untuk menekan meluasnya virus ASF. Pengetatan lalu lintas babi antardesa, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.

“Langkah-langkah penanganan itu berhasil mencegah kematian babi yang lebih banyak akibat virus ASF,” katanya.

Tercatat jumlah kematian babi di Sumut yang rata-rata 302 ekor per hari. Jumlah itu terendah di sejarah virus ASF yang menyerang babi di beberapa negara. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply