Papua No.1 News Portal | Jubi

Suva, Jubi – Fiji telah mengumumkan wabah penyakit Demam Berdarah (DBD) dan leptospirosis di negara itu di tengah-tengah pandemi Covid-19.

Minggu ini Kementerian Kesehatan Fiji mengumumkan empat orang telah meninggal karena DB, sementara 10 lainnya meninggal akibat leptospirosis tahun ini.

Menteri Kesehatan, Dr. Ifereimi Waqainabete, menerangkan bahwa antara Januari dan Juli tahun ini, sudah ada 3.300 kasus DBD dan 1.000 kasus leptospirosis yang dilaporkan.

Leptospirosis adalah penyakit disebabkan oleh bakteri dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gangguan hati, gangguan pernapasan, dan kematian. Bakteri ini seringkali menyebar melalui urine hewan yang terinfeksi, yang dapat meresap ke tanah atau air dan bisa bertahan hidup selama berminggu-minggu lamanya. Sementara DBD adalah penyakit yang disebarkan oleh nyamuk.

Waqainabete mengungkapkan keprihatinannya dengan meningkatkan prevalensi kedua penyakit ini dan mendesak masyarakat untuk tetap berhati-hati. “Kita akan terus bekerja agar kita bisa mencapai saat dimana tidak ada pasien sama sekali. Tapi ini adalah sesuatu yang harus kita upayakan bersama-sama dengan masyarakat.

“Kita juga sedang menghadapi Covid-19, dan kita harus menyadari bahwa untuk melawan ini juga kita memerlukan bantuan dari semua orang.”

Menteri tersebut juga mendesak orang-orang Fiji agar lebih bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri.

Dikatakan jumlah bahwa kasus DBD dan leptospirosis juga meningkat setelah serangan Siklon Harold pada April.

Sebelumnya, Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan, Dr. James Fong, membenarkan adanya sejumlah kasus yang ditemukan di Divisi Utara. Ini terjadi setiap tahun, katanya, menambahkan bahwa sudah ada pengawas bidang kesehatan yang membantu upaya pembersihan dan kampanye kesadaran publik di seluruh negeri untuk melawan penyakit-penyakit itu.

Dr. Fong juga menerangkan kalau sebagian besar kasus telah berhasil diobati, tetapi ada pasien yang parah dan tidak bisa diselamatkan nyawanya.

Pada Juni lalu, kementerian itu melaporkan lonjakan kasus leptospirosis, tifus, dan DBD. Saat itu mereka melaporkan ada 278 kasus leptospirosis, 77 tifus, dan hampir 800 kasus DBD.

Menteri Waqainabete juga memperingatkan masyarakat agar berhati-hati jika luka kecil yang mungkin bisa terinfeksi.

Kementerian Kesehatan lalu menerangkan kondisi kesehatan enam pasien Covid-19 aktif yang saat ini masih dipantau dengan ketat di fasilitas karantina di Nadi dan Lautoka. Fiji telah melaporkan 28 kasus virus Corona, termasuk satu yang meninggal dunia, tetapi 21 orang sudah pulih. (RNZI)

 

Editor: Kristianto Galuwo