Papua No. 1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Industri jutaan kina peternakan babi di PNG terancam virus demam babi afrika atau African Swine Fever (ASFV) yang menyerang negara itu.
ASFV adalah virus yang menyebabkan demam berdarah dengan tingkat mortalitas yang tinggi bagi populasi babi, membunuh babi dalam jumlah besar selama periode satu minggu setelah infeksi.
Ditemukan di Mendi, Provinsi Southern Highlands, diyakini penyakit itu dibawa masuk oleh pembawa penyakit, termasuk makanan kaleng impor.
Provinsi Southern Highlands dan provinsi tetangganya, Enga dan Hela, telah ditetapkan sebagai daerah berwabah ASFV mulai Sabtu lalu (28/3/2020), sebagai upaya antisipasi penyebaran virus oleh National Agriculture and Quarantine Inspection Authority (NAQIA), yang sedang berusaha menghentikan penyebarannya ke provinsi pegunungan tinggi lainnya dan daerah pantai.
Pengumuman yang disampaikan Sabtu lalu oleh Menteri Pertanian dan Peternakan, John Simon, diadakan di tengah-tengah upaya pemerintah nasional untuk membendung penyebaran pandemi COVID-19.
Virus ASFV dicurigai setelah babi dalam jumlah yang besar di Mendi, 336 ekor, mati selama bulan Februari. Sampel dikumpulkan oleh tim investigasi NAQIA dan dikirimkan ke Australia untuk diperiksa, hasilnya menunjukkan positif.
Sebelum wabah virus corona, negara itu sudah menerapkan siaga satu untuk mencegah ASFV memasuki negara itu.
Menteri Simon menerangkan bahwa setelah berbagai upaya dilakukan oleh NAQIA untuk mengimplementasikan peraturan yang ketat di titik-titik masuk negara itu, terutama daerah perbatasan, munculnya ASF di Mendi ini mengejutkan.
Munculnya wabah ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana virus ini bisa sampai ke Mendi. Sebuah tim pemeriksa dari NAQIA akan segera ke Mendi untuk menginvestigasi dari mana asal virus itu.
Masyarakat di tiga provinsi tadi diminta untuk tidak mengkonsumsi babi yang mati atau memindahkan babi, atau daging babi, dari satu provinsi ke provinsi lain.
Meskipun penyakit ini tidak mengancam kesehatan masyarakat, ini akan sangat mempengaruhi penghidupan banyak orang yang bergantung pada babi sebagai sumber makanan dan pendapatan mereka, tetapi yang lebih penting bagi seluruh industri peternakan babi di PNG. (PNG Today)
Editor: Kristianto Galuwo