Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Hanye Yoku, perempuan 19 tahun asal Sentani mengkuti gebyar vaksinasi Covid-19 di Auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua pada Selasa, 6 Maret 2021.
Ia datang bersama teman-teman sejak pukul 10 pagi untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sebagai syarat untuk dapat mengikuti praktik di laboratorium kampus.
“Kita dikasih persyaratan masuk laboratorium harus ada swab antigen dan vaksin, kalau tidak swab kita vaksin, kalau tidak vaksin kita swab,” ujarnya.
Mahasiswa Semester 2 Jurusan Analisis Kesehatan di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Papua tersebut telah mempersiapkan diri dengan beristirahat yang cukup dengan tidur lebih awal. Ia juga sarapan terlebih dulu sebelum menerima vaksin.
Awalnya Yoku khawatir, namun setelah mendapat penjelasan dan karena alasan praktik, ia menyakinkan diri dan memutuskan untuk menerima vaksin Covid-19.
“Ada kekhawatiran karena berita dari luar ada orang yang vaksin terus sakit, di Inggris setalah vaksin ada pembekuan darah, begitu-begitu yang saya khawatirkan,” katanya.
BACA JUGA: Menkes Budi G Sadikin jamin ketersediaan vaksin untuk Papua
Yoku merasa biasa-biasa saja setelah menerima vaksin Covid-19. Bagi Yoku vaksinasi Covid-19 dapat memperkecil kemungkinan terkena Covid-19.
Karena itu ia menyarankan pemerintah agar lebih gencar dalam melakukan sosialiasi untuk menyakinkan masyarakat. Sebab kebanyakan masyarakat, khususnya mahasiswa masih takut. Juga ada yang belum begitu paham mengenai vaksin Covid-19 bagi kesehatan.
“Kalau petugas saat vaksin sudah melayani dengan baik, mereka melayani dengan ramah dan cepat juga,” katanya.
Sebanyak 4.927 warga menerima vaksin Covid-19 pada gebyar vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan Pemerintah Povinsi Papua di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura pada 6-8 April 2021.
Acara selama tiga hari tersebut dilaksanakan di beberapa lokasi di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Di Kota Jayapura dilaksanakan di Kantor Gubernur, Otonom Kotaraja, dan Auditorium Universitas Cenderawasih.
Sedangkan di Kabupaten Kabupaten Jayapura dilaksanakan di Hotel Sunny Garden Sentani dan Gunung Merah.
Wakil Juru Bicara Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Provinsi Papua dr. Aaron Rumainum mengatakan cakupan vaksinasi Covid-19 pada acara gebyar jauh dari target sekitar 6 ribu.
Sedangkan tanpa gebyar, vaksinasi Covid-19 pada situasi normal, kata Rumainum, cakupan vaksinasi gabungan antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura bisa mencapai 2.200 per hari.
“Kalau kita mau kasih naik di Kota Jayapura jadi 3 ribu kita tinggal tambah uang transportasi dan harian petugas, kasih mereka vaksin 3 ribu per hari dapat itu, tapi vaksin diberikan Jakarta kan sedikit-sedikit, selama ini terlambat karena tunggu vaksin saja,” ujarnya kepada wartawan di Aula Dinas Kesehatan Papua, Jumat, 9 April 2021.
Rumainum mengakui cakupan vaksinasi di Papua masih terkendala stok vaksin yang terbatas. Selain itu juga masih ada daerah di Papua lambat melakukan vaksinasi. Ia memberi contoh Tolikara dan Lanny Jaya yang untuk menghabiskan 800 vaksin Covid-19 saja membutuhkan waktu berbulan-bulan.
“Kecuali Puncak itu beda, kalau lihat dari presentasi itu mereka sudah kasih habis seribu sampai dua ribuaan lebih vaksin,” katanya.
Rumainum juga mengingatkan pemerintah kota dan kabupaten yang telah menerima dosis vaksin Covid-19 yang Pemprov Papua agar secepatnya menghabiskan sebelum 8 Mei 2021. Karena dari Kementerian Kesehatan, kata Rumainum, menargetkan dosis vaksin Covid-19 sebanyak 5.600 yang telah dikirim agar dihabiskan dalam 15 hari.
“Vaksin yang ada sekarang tidak boleh ditahan-tahan, tidak boleh lebih dari tanggal 8 Mei 2021, kalau dosis kedua jatuh pada tanggal tersebut silahkan, tapi kalau tidak ada habiskan semua untuk dosis pertama, jangan pikir dosis kedua dulu,” ujarnya.
Sehingga, lanjutnya, apabila ada permintan dosis vaksin Covid-19 dari kabupaten sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan, karena jika cakupan vaksinasi Covid-19 rendah dan permintaan banyak akan menyebabkan terjadi penumpukan yang mengakibatkan vaksin kadaluwarsa.
“Maka ketika teman-teman dari kabupaten minta, kami tanya dulu apakah mau kasih habis sampai tanggal 8 Mei 2021 berapa banyak, kalau kita kasih terus ditumpuk-tumpuk nanti repot,” katanya.
Rumainum mengatakan sudah mengontak Pemkab Lanny Jaya dan Yalimo menanyakan vaksin yang expired dan bersisa. Kalau tidak terpakai ia meminta untuk mengirimkan ke Wamena dan Jayawijaya agar Pemkab Jayawijaya bisa memakai.
“Daripada expired kita kena masalah temuan BPK lagi,” ujarnya. (*)
Editor: Syofiardi