Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan salah satu kandidat vaksin corona yang akan diedarkan di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi halal. Vaksin yang dimaksud yakni keluaran perusahaan China (Sinopharm) bersama Uni Emirat Arab (G42). Vaksin Sinopharm-G42 juga diklaim telah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) oleh otoritas China.
“Kandidat vaksin Covid-19 ini telah mendapatkan Emergency Use Authorization dari Regulator Pengawas Obat Republik Rakyat Tiongkok (RRT), yaitu National Medicines Products Administration (NMPA) pada bulan Juli 2020 berdasarkan hasil uji klinik fase 1 dan 2 dan telah mendapatkan sertifikasi halal,” kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito melalui keterangan tertulis, Selasa (1/9/2020) kemarin.
Baca juga : Ribuan Napi di daerah ini bakal jadi relawan vaksin Covid-19
Laboratorium BBPOM Jayapura dan PTFI ikut periksa PCR
BPOM Jayapura: Jadilah konsumen cerdas
Sinopharm sebelumnya telah meguji klinis fase satu dan dua, kemudian uji klinis fase tiga akan dilakukan di UEA dengan total 22.000 peserta dari 119 kebangsaan yang tersebar di dunia, sehingga uji klinis bisa memberikan hasil yang valid.
Pelaksanaan uji klinik tahap ketiga ditargetkan diikuti oleh 22.000 peserta dari 119 kebangsaan dengan melibatkan lebih dari 100 dokter dan tenaga farmasi, 1000 perawat dan petugas laboratorium. “G-42 memandang keragaman populasi ini akan memberikan hasil uji klinik yang valid,” kata Penny menjelaskan.
Penny mengatakan pemerintah Indonesia telah mendapatkan komitmen UEA dalam penyediaan total 10 juta vaksin Covid-19 untuk Indonesia. Pengembangan vaksin ini juga bekerja sama oleh Kimia Farma.
Sedangkan Menlu dan Menteri BUMN berkunjung ke Tiongkok dan UEA terkait kerja sama dalam pengembangan vaksin Covid-19, kunjungan tersebut berhasil mendapatkan komitmen UEA untuk menyediakan 10 juta vaksin untuk Indonesia.
“Itu melalui kerja sama pengembangan antara perusahaan G-42 dengan Sinopharm dan Kimia Farma,” kata Penny menjelaskan.
Vaksin Sinopharm-G42 dan Kimia Farma merupakan salah satu kandidat vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Selain Sinopharm, ada dua kandidat vaksin lainnya yang akan digunakan, yakni vaksin Sinovac bekerja sama dengan PT Bio Farma, dan Genexine bekerja sama dengan PT Kalbe Farma. Ketiganya merupakan kandidat vaksin hasil kerja sama internasional pemerintah Indonesia. Sedangkan di dalam negeri sendiri, Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman mengembangkan vaksin merah putih.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan pengadaan vaksin Covid-19 tidak menjamin kehidupan masyarakat bakal kembali normal. Berdasarkan studi dan kondisi saat ini pasien sembuh dari corona juga berpeluang terjangkit kembali.
“Sampai dengan sekarang belum ada hasil yang mengatakan bahwa vaksin ini akan memberikan proteksi atau kekebalan selama berapa lama, dan ini semua sedang proses uji klinis di berbagai negara,” kata Wiku.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berupaya preventif dengan selalu mematuhi protokol kesehatan hingga periode waktu yang belum bisa ditentukan. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol