Usai mengkudeta, militer Mali mengaku segera gelar Pemilu

Papua, Militer
Ilustrasi pasukan militer - Pexels.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi Pasukan kudeta di Mali berjanji akan mengupayakan pelaksanaan pemilu baru sesegera mungkin. Hal tersebut untuk mengisi kekosongan pemerintah usai Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita mundur usai mereka culik dalam kudeta militer.

Read More

“Kami tidak menginginkan kekuasaan, melainkan stabilitas di negeri ini. Hal tersebut akan memungkinkan kami untuk menggelar Pemilu sesegera mungkin,” ujar juru bicara pasukan kudeta Mali, Kolonel Ismael Wague, dikutip kantor berita Reuters, Rabu, (19/8/2020).

Tercatat kudeta di Mali dipicu oleh aksi sejumlah prajurit yang berasal dari satuan angkatan darat. Mereka melakukannya karena tidak puas dengan kepemimpinan Ibrahim Boubacar Keita di periode kedua. Selain mencurgai Keita mencurangi hasil pemilu pada 2018 lalu, mereka juga menganggap korupsi, mismanajemen, dan krisis ekonomi semakin parah di rezim Keita.

Baca juga : Aparat keamanan dan milisi tewas dalam baku tembak di Kairo 

Nikaragua tuding pedemo antipemerintah rencanakan teror

Amerika desak Irak gelar Pemilu dini

Aksi kudeta tersebut digerakkan oleh Kolonel Malick Diaw dan Jenderal Sadio Camara. Usai mengambil alih kamp militer di Kati, kurang lebih 15 kilometer dari Bamako, mereka bergerak ke kediaman Keita untuk menculiknya dan mendesaknya untuk mundur, aksi mereka dikabar mendapat dukungan warga yang juga menginginkan Keita lengser.

Ismael Wague mengatakan pihaknya terbuka untuk kerjasama dengan militer maupun pemerintahan dari negara-negara tetangga untuk mengembalikan stabilitas di Mali. Wague bahkan mengajak organisasi-organisasi politik di Mali untuk ikut terlibat menciptakan transisi politik. Namun Hingga berita ini ditulis, belum ada respon atas tawaran yang disampaikan Wague. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply