Usaha-usaha di Kaledonia Baru cemas jelang referendum

Kaledonia Baru akan memberikan suara dalam referendum ketiga dari Prancis. - AFP

Papua No.1 News Portal | Jubi

Nouméa, Jubi – Bisnis-bisnis di Kaledonia Baru berkata mereka cemas akan apa yang terjadi sehari setelah referendum kemerdekaan Minggu (12/12/2021) ini.

Wilayah Prancis itu sedang bersiap-siap untuk referendum kemerdekaan yang ketiga dan terakhir pada Minggu ini.

Presiden Kamar Dagang dan Industri Kaledonia Baru, David Guyenn, mengungkapkan dari 10.000 sampai 15.000 orang telah diberhentikan dalam tiga tahun terakhir karena referendum dan Covid-19.

Dia mengatakan ada ketakpastian di wilayah itu sementara orang-orang menunggu referendum akhir pekan ini.

Partai-partai pro-kemerdekaan Kaledonia Baru telah mengecap kunjungan menteri luar negeri Prancis dalam beberapa hari ke depan ke sana sebagai kunjungan uang tidak diinginkan, menyebut ini sebagai satu lagi upaya provokasi.

Sébastien Lecornu mengumumkan perjalanannya setelah berulang kali menolak permintaan partai-partai pro-kemerdekaan untuk menunda referendum terakhir ini ke tahun depan akibat pandemi Covid-19.Ketika sang menteri mengumumkan rencana kedatangannya, yaitu untuk menjabarkan rincian dari fase transisi 18 bulan pasca referendum ini, melalui diskusi yang akan diadakan di Nouméa, partai-partai pro-kemerdekaan telah menolak untuk bertemu dengannya.

Mereka berkeras semua negosiasi harus diadakah setelah pemilihan presiden Prancis yang berikutnya pada April.

Senat Adat Kanak, yang merupakan forum dari pemimpin-pemimpin adat Kanak, telah menyatakan Minggu ini sebagai hari berkabung bagi para korban pandemi dan meminta orang-orang Kanak untuk tidak memilih dalam referendum.

Presidennya, Yvon Kona, juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang agar tidak ada masalah pada hari pemungutan suara.

Prancis telah mengerahkan 2.000 polisi dan anggota militer tambahan untuk menjaga keamanan di seluruh wilayah itu.

Sementara itu, sebuah partai pro-kemerdekaan kecil telah mengajukan pengaduan resmi terhadap Lecornu di Prancis setelah muncul laporan bahwa menteri tersebut melanggar pembatasan Covid-19 dalam kunjungannya ke Kaledonia Baru pada Oktober lalu. Menurut laporan situs berita Mediapart, Lecornu pergi minum-minum dengan sekelompok politisi Kaledonia Baru setelah sebuah pertemuan.

Pengaduan itu mengatakan bahwa dengan melanggar aturan itu, dia telah membahayakan kesehatan orang lain.

Kementerian lalu menanggapi bahwa acara itu adalah pertemuan multilateral terkait dalam konteks tugas.

Kementerian iu dikatakan berencana untuk mengajukan pengaduan terhadap partai tersebut dengan tuduhan pencemaran nama baik. (RNZ Pacific)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Leave a Reply