Usaha sampingan dengan berjualan sarang semut

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,

Jayapura, Jubi – Andre, 31 tahun, sudah dua tahun menjadi penjual sarang semut, baik warna merah maupun putih. Walau hanya pekerjaan sampingan, itu dilakukannya untuk menambah kebutuhan keluarga sehari-hari.

Selain menjual, Andre juga mencari sarang semut jenis benalu yang kerap ditemui di batang pohon, karang baru, dan lereng bukit. Dalam sebulan dia bisa mengumpulkan 500 kilogram sarang semut yang diperoleh dari tempat berbeda di wilayah Kota Jayapura.

Menurutnya, untuk mendapatkan sarang semut tidak susah, namun untuk bisa membawanya ke dasar gunung agak repot, karena tebing.

"Mengambilnya di atas gunung, paling banyak di lereng bukit Teluk Youtefa," ujar Andre yang sedang mengeringkan sarang semutnya di jalan naik kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (23/11/2016).

Dijelaskannya, sarang semut awalnya berwarna hitam, namun setelah dikeringkan berubah menjadi warna coklat dan putih. Potong pake pisau, cuci, dan dikeringkan. Tergantung cuaca, kalau panas terus bisa empat hari.

Andre setiap hari berjualan sarang semut di depan Saga Jayapura. Satu bungkus sarang semut masih dalam bentuk kotak-kotak ukuran plastik satu kilogram dijual Rp50 ribu. Kalau lagi ramai terjual empat hingga lima bungkus. Terkadang juga tidak laku sama sekali.

Rina Waromi, penjual sarang semut di depan Bank Mandiri Jayapura, mengaku sarang semut diperoleh orang lain, ia haluskan dengan mesin, kemudian dijual per bungkus. Jika per kg ia jual Rp100  ribu.

"Sarang semut saya beli lagi dari orang, satu hari kadang laku tiga bungkus, kadang juga tidak, mungkin belum banyak yang tahu manfaat obat herbal alami dari sarang semut ini, " ujarnya.

Menurutnya, sarang semut bermanfaat mengobati kanker, paru-paru, dan lainnya. (*)

Related posts

Leave a Reply