Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Sudah menjadi tradisi setiap tahun menjelang sore atau pada saat menjelang berbuka puasa bagi muslim, banyak pedagang yang menjajakan aneka ragam takjil sebagai makanan pembuka di Kota Jayapura.
Makanan dan minuman semacam aneka kolak, es buah, bubur sum-sum, bubur candil, gorengan, kurma, dan makanan tradisional lainnya. Setiap jenis makanan ringan yang bercita rasa manis dan berporsi sedikit cocok untuk ditawarkan.
Usaha yang berkategori musiman ini bisa dijalankan sebagai sampingan atau bagi ibu rumah tangga bisa dijadikan pengisi waktu luang sambil menunggu waktu berbuka, karena sifatnya yang mudah dijalankan, namun juga bisa memberikan keuntungan yang lumayan.
Hal ini dikemukakan Mira, pedagang kue klepon dan jalangkote yang mangkal di depan Pegadaian Jayapura yang berada di Jalan Kelapa Dua Entrop bersama delapan orang lainnya.
Dengan berjualan jalangkote, Mira mengaku mendapatkan keuntungan bersih hingga Rp1 juta per hari.
“Saya biasa jualan di SPBU Entrop dengan jalangkote dengan harga Rp 2.000 per biji, di sini dengan berjualan dengan teman-teman yang ada saya jual Rp 3.000 dengan tambahan telur di dalamnya,” ujarnya.
Mira mengaku telah tiga tahun berjualan jalangkote di tempat yang sama, yaitu Pegadaian Jayapura.
“Tiap hari saya siapkan setelah berjualan dengan mengupas keladi, bumbu, dan waktu sahur dilanjutkan buat kulit jalangkote. Kami pagi sudah mulai buat dan siang goreng, lalu jual,” katanya.
Ia mengakui berhasil membuat kurang lebih 400 buah dengan modal Rp 300 ribu dan bisa menghasilkan Rp 1,2 juta setiap harinya.
”Tiap hari jualan habis dan mereka suka apa yang saya jual ini,” ujarnya.
Misran, penjual es buah, kelapa muda, dan cilok mengaku dengan modal Rp 400 ribu memperoleh Rp 1,2 juta setiap hari, karena telah menjual lebih dari 300 gelas tiap harinya di pelataran Masjid Koya Barat.
“Ini lumayan, jika dibandingkan dengan tiap harinya karena tak perlu jalan-jalan tinggal datang sore hari saja hingga magrib bisa dapat hampir sama dengan tiap harinya,” katanya.
Misran mengaku tak hanya sendiri berjualan di pelataran masjid tersebut, karena ada penjual sayur matang, kue-kue, dan makanan takjil lainnya.
“Saya kebagian menjual minuman dingin dan alhamdullilah banyak yang suka dan selalu habis, kalaupun tak habis akan jadi minuman takjil bagi para pelancong yang datang di masjid untuk sekedar berbuka puasa,” ujarnya.
Rais, pembeli yang ditemui di depan Pegadaian, mengaku pilihannya adalah jalangkote, sebab mengingatkan kampung halamannya di Makassar.
“Banyak masakan yang bisa dipilih di sini, tinggal siapa yang mau, tapi baik enak juga murah,” katanya.
Aneka makanan takjil di Papua ini pernah diperiksa oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jayapura pada awal Juni 2018.
BPOM Jayapura melakukan sidak jajanan buka puasa (takjil). Kemudian melakukan pengujian terhadap 300 sampel jajanan buka puasa tersebut dengan menggunakan metode Test Kit.
"Dari hasil 300 sampel kami baru merekap 156 sampel yang diambil se- Papua, semuanya aman tidak ada yang berbahaya," kata Kepala Layanan Informasi Konsumen Balai Besar POM Jayapura Dyah Anggoro Asih kepada jurnalis di pasar pagi Paldam, Senin, 4 Juni 2018.
Pengunjian selain menyimpulkan tidak menemukan bahan berbahaya, juga semua makanan yang dikumpulkan selama dua minggu memenuhi syarat kesehatan.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan makan yang dijual di pasaran, karena hasilnya semua memenuhi syarat dan tak mengandung zat berbahaya," katanya.
Kategori makanan yang sering diuji dan kedapatan tidak sehat adalah makanan yang mengandung formalin, boraks, pewarna rhodamin B, dan methanyl yellow.
Dyah mengaku BPOM tidak hanya menguji, tetapi juga melakukan edukasi kepada para pelaku usaha, seperti kebersihan makanan yang dijual.
"Kami mengimbau para pelaku usaha mengunakan bahan pangan yang aman, kita juga membagikan pamflet cara makanan yang aman dan bahan pangan apa yang aman sehingga para pelaku usaha juga tahu bahan makanan apa saja yang boleh dan tidak," katanya.
Kasim, pembeli mengaku sangat berterima kasih atas pengujian oleh BPOM. Menurutnya upaya yang dilakukan oleh BPOM sangat bagus.
"Ini yang harus tetap dilakukan sehingga kami merasa aman dalam menyantap makanan takjil," ujarnya. (*)