UNRWA Siap Gelar Konferensi Untuk Bangun Kembali Gaza

Ilustrasi peta posisi jalur Gaza, Palestina, di tengah Negara Israel - commons.wikimedia.org
Ilustrasi peta posisi jalur Gaza, Palestina, di tengah Negara Israel – commons.wikimedia.org

Kota Gaza, Jubi – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) akan menyelenggarakan konferensi internasional untuk pembangunan kembali di Jalur Gaza, di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, dalam waktu 10 hari.

Direktur Operasi UNRWA di Jalur Gaza, Bo Schack, mengumumkan bahwa Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah akan memimpin konferensi tersebut pada 13 April.

Ia menambahkan PBB dan negara donor akan ikut dalam konferensi itu bersama dengan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) dan negara lain yang secara independen melaksanakan proyek di Jalur Gaza.

Schack mengatakan, “Konferensi tersebut sangat penting sebagai satu-satunya cara setelah konferensi Pembangunan Kembali jalur Gaza yang diselenggarakan di Mesir pada Oktober 2014 lalu.”

Ia menambahkan konferensi juga “akan menangani keperluan, masalah, ketentuan dan penyelesaian krisis ini”, demikian laporan Xinhua–yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi (5/4/2016).

Pada Oktober 2014, satu konferensi internasional terkait pembangunan kembali Jalur Gaza diselenggarakan di Kairo, Mesir, masyarakat donor internasional menjanjikan 5,4 miliar dolar AS untuk proyek tersebut.

Namun, Pemerintah Palestina menyatakan PNA baru menerima 28 persen dari jumlah yang dijanjikan itu.

Meskipun begitu, Shack menyatakan ada kemajuan, dan mengatakan UNRWA masih memiliki dana dari Jerman buat pembangunan kembali 2.000 rumah.

Selain itu, 700 keluarga menerima angsuran keuangan untuk membangun kembali rumah mereka, dan pemilik 70.000 rumah yang rusak ringan menerima dana perbaikan.

Schack juga mengungkapkan ada perundingan yang sedang berlangsung dengan pemerintah Israel mengenai masalah larangan impor semen ke Jalur Gaza, dan mengharapkan penyelesaian cepat faktor penting tersebut.

Para pejabat Palestina mengatakan pada Sabtu (2/4) penguasa Israel secara tiba-tiba menghentikan impor barang pembangunan ke sektor swasta Palestina, dan menyatakan masalah itu mengancam rencana pembangunan kembali Jalur Gaza.

Pada 2014, militer Israel melancarkan agresi militer besar udara dan darat terhadap jalur Gaza selama 50 hari, menewaskan 2.200 orang Palestina dan melukai lebih dari 11.000 orang lagi.

Serangan itu juga mengakibatkan kerusakan besar pada rumah, sektor prasarana, pertanian dan industri. (*)

Related posts

Leave a Reply