ULMWP berduka atas wafatnya Presiden Vanuatu

Jubi | Tetap No. 1 di Tanah Papua,

Jayapura, Jubi – United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) turut berduka atas wafatnya Presiden Vanuatu, Baldwin Lonsdale Sabtu 17 Juni, di Port Vila Vanuatu. Baldwin ‘Womtelo’ Lonsdale dianggap sebagai Pahlawan Melanesia sejati bagi West Papua.

Juru Bicara ULMWP Benny Wenda, seperti dilansir Vanuatu Daily Post, Senin (19/6/2017) mengungkapkan belasungkawanya atas nama rakyat West Papua kepada pemerintah dan rakyat Vanuatu atas kematian Presiden Lonsdale yang mendadak tersebut.

“Atas nama rakyat West Papua dan ULMWP kami haturkan duka cita tulus dan mendalam serta penghormatan kami kepada pahlawan sejati Melanesia, Presiden Vanuatu Yang Mulia Baldwin Lonsdale …serta duka kami kepada semua teman dan keluarga Presiden Lonsdale dan seluruh bangsa Vanuatu.” ujar Wenda dalam pernyataan yang juga dirilis situs pribadinya di hari kematian Lonsdale.

Menurut Wenda, Presiden Lonsdale selama ini menjadi inspirasi bagi perjuangan pembebasan Papua karena telah lantang berbicara, membantu dan membangun solidaritas Melanesia.

Di tahun 2014, Lonsdale adalah tokoh kunci dalam membantu pembentukan United Liberation Movement for West Papua. “Presiden Lonsdale juga negarawan terkenal, sangat dicintai di seluruh wilayah Melanesia karena punya sikap tegas terhadap korupsi dan sangat bersemangat mengadvokasi Hak Azasi Manusia,” ujar Wenda.

Sejak awal, lanjutnya, Vanuatu adalah pendukung sejati West Papua, “dari mulanya (kami) sendirian kini terus bertambah dukungan dari banyak bangsa di dunia." 

"Setiap saya berkunjung ke Vanuatu, saya merasa ada di rumah sendiri bersama saudara-saudari sejiwa,” tulis Wenda sembari menambahkan berkat figur-figur seperti Lonsdale West Papua tidak merasa sendiri dalam perjuangannya melawan pendudukan ilegal Indonesia.

10 hari duka cita

Sepuluh hari duka cita ditetapkan oleh pemerintah Vanuatu yang berduka atas kematian Baldwin Lonsdale yang juga seorang Pendeta tersebut. Kematiannya yang tiba-tiba mengejutkan rakyat negeri itu.

Bendera setengah tiang tanda duka cita telah dikibarkan, dan Rabu (21/6) seluruh rakyat Vanuatu akan diliburkan untuk mengenang dan berdoa untuk almarhum. Di hari yang sama jasadnya akan dikirimakan ke kampung halamannya di Provinsi Torba.

Libur ‘duka nasional’ itu disampaikan oleh Juru Bicara Parlemen Esmon Sae, Sabtu (18/6) lalu dalam kapasitasnya sebagai Pelaksana Tugas Kepala Negara.  

Jasadnya telah dibawa ke Gedung Negara Sabtu sore lalu di State Nakamal hingga Rabu mendatang untuk penghiburan keluarga dan kerabat.  

"Sejarah akan selalu mengingat dia dan upayanya bagi rakyat West Papua serta rakyat seluruh dunia yang berjuang untuk perdamaian, keadilan dan kebebasan,” ujar Wenda dalam pernyataannya.

Semangat Lonsdale, lanjutnya, akan terus hidup dan menginspirasi di hati rakyat Melanesia dan Pasifik, “juga di hati kami, rakyat West Papua yang akan terus berjuang untuk pembebasan bersama semangat jiwa-jiwa para pendahulu yang telah gugur. Tuhan berkati dirimu, Republik Vanuatu dan Pasifik,” tulis Wenda.

Salah seorang saudara laki-laki Presiden Lonsdale, Royson Lonsdale, di kampungnya di Nereningman, Pulau Motalava di Torba mengucapkan terima kasih atas perhatian banyak pihak atas peristiwa duka tak terduga tersebut.

“Perasaan kami dan juga seluruh hidup Presiden Baldwin Lonsdale benar-benar milik bangsa ini dan rakyat Vanuatu,” kata dia.

Sesaat setelah terpilih sebagai Presiden, Baldwin Lonsdale dijuluki dengan sebutan 'Womtelo' oleh para tetua adat dari kampungnya, yang berarti ‘Mata Sang Mentari’.

Dia meninggal dunia di Port Vila pada Sabtu (17/6) dini hari, setelah berjuang melawan serangan jantung yang ia derita pada Jumat (16/6) malam. Namun, setibanya di Rumah Sakit Vila Central, nyawanya tak dapat terselamatkan lagi. Ia wafat pada usianya yang ke-67 tahun.(*)

Related posts

Leave a Reply