Papua No. 1 News Portal | Jubi
Saipan, Jubi – Kelompok pensiunan di Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara (CNMI) merasa dikhianati oleh pemerintah CNMI, menurut Senator Paul A. Manglona dan anggota blok minoritas Dewan Perwakilan Rakyat, Edwin Propst.
Dalam sebuah wawancara pada Kamis (6/2/2020), Manglona mengungkapkan bahwa beberapa pensiunan telah meminta dia untuk menyalurkan kekecewaan mereka tentang kemungkinan penangguhan pembayaran manfaatnya sebesar 25%, akibat perkiraan turunnya pendapatan tahunan CNMI tahun ini pasca-virus Corona.
Para pensiunan, yang tidak ingin nama mereka dipublikasikan, berkata kepada Manglona bahwa dulu mereka mendukung pembangunan kasino di Saipan, karena kasino itu dipercaya akan menyelamatkan uang pensiun mereka.
Mereka menerangkan bahwa mereka sudah merasa ‘dikhianati’ ketika Gubernur CNMI, Ralph DLG Torres, menandatangani UU Public Law 20-10 pada September 2017. Disusun oleh anggota DPR saat itu, Angel Demapan, langkah-langkah itu telah menghapus 25% yang harusnya dialokasikan bagi para pensiunan dari daftar penerima biaya lisensi tahunan kasino IPI senilai $15 juta.
Sekarang, pemerintah akan menerapkan tindakan-tindakan penghematan baru, untuk mengatasi kemungkinan turunnya pemasukan negara sebanyak $ 40 juta, para pensiunan menegaskan ‘itu tidak diterima.’
“Saya berumur 70 tahun,” kata salah seorang pensiunan. “Saya masih ingin bekerja tetapi saya sudah tidak bisa. Saya pincang. Saya telah bekerja untuk pemerintah sejak 1973 ketika [kita] masih menjadi bagian dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik. Sama seperti saya, para pensiunan di sini di Rota merasa sangat marah. Kita merasa dikhianati dan diabaikan.”
Dia menekankan, menunda pembayaran uang pensiun mereka itu salah.
Pimpinan Minoritas DPR, Edwin Propst berkata, “Bagi kelompok pensiunan CNMI, kalian tahu apa yang sebenarnya menyedihkan? Kenyataan bahwa pemotongan tunjangan 25 % kalian bahkan dipertimbangkan oleh Pemerintah. Mengapa? Karena lisensi tahunan yang dibayar IPI, sebesar $ 15 juta, awalnya akan digunakan untuk membayar uang tunjangan 25% tersisa yang tidak diwajibkan dalam perjanjian Settlement Agreement, sehingga para pensiunan akan menerima 100 % uang pensiunan kalian.”
“Sayangnya,” tambah Propst, “RUU House Bill 20-99 (H.B. 20-99), yang disahkan menjadi UU Public Law 20-10 (P.L. 20-10) CNMI, mengubah semua itu dan merampas $ 15 juta milik kalian, para pensiunan, dan membagikannya ke tiga distrik senat untuk dibelanjakan sesuka mereka. Kalau saja UU P.L. 20-10 ini tidak pernah disahkan, hak para pensiunan akan sepenuhnya dilindungi.”
Diminta komentarnya, juru bicara Kevin Bautista menanggapi dengan berkata, “Ini sangat memalukan. Harusnya Senator dan Anggota Kongres malu karena memolitikkan keadaan ekonomi Persemakmuran kita, pada saat dimana kita perlu bersama-sama mempromosikan Kepulauan Mariana Utara ke pasar-pasar yang lain, Korea dan Jepang dan memikirkan upaya-upaya lain untuk meningkatkan pendapatan negara. Ekonomi kita digerakkan oleh sektor pariwisata dari Korea, Tiongkok, dan Jepang. Ketika jalur ini tertutup, ini menyebabkan efek riak pada semua usaha kita, termasuk kasino, yang mengakibatkan hilangnya pemasukan kita, dan berdampak negatif terhadap sumber daya keuangan pemerintah.” (Marianas Variety)
Editor: Kristianto Galuwo