Seorang pejabat senior Turki mengatakan awal pekan ini Turki telah menangkap saudara perempuan Al-Baghdadi, suaminya dan putri mereka, dan berharap memperoleh informasi dari mereka tentang ISIS.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Ankara, Jubi – Presiden Turki, Tayyip Erdogan menyatakan aparat keamanan negaranya telah menangkap istri pimpinan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Penangkapan dilakukan setelah lebih dari sepekan setelah suaminya tewas dalam penyerbuan oleh pasukan khusus Amerika Serikat.
“Tapi saya umumkannya di sini untuk pertama kali: Kami menangkap istrinya dan tidak membuat kehebohan seperti mereka,” kata Erdogan pada Rabu (6/11/2019).
Berita terkait : Presiden Erdogan sambut baik kematian pemimpin ISIS
Pemimpin ISIS Baghdadi diberitakan dibunuh pasukan AS
Ia mejelaskan, tak hanya menangkap istri al-Baghdadi, namun saat yang sama kami juga menangkap adik perempuannya dan adik iparnya di Suriah.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan awal pekan ini Turki telah menangkap saudara perempuan Al-Baghdadi, suaminya dan putri mereka, dan berharap memperoleh informasi dari mereka tentang ISIS, walaupun Ankara tidak mengatakan informasi apa yang diperolehnya mengenai operasi-operasi kelompok itu.
Al-Baghdadi memimpin kelompok garis keras itu dan menyatakan dirinya khalifah, serta menguasai kawasan-kawasan yang besar di Irak dan Suriah mulai 2014 hingga 2017 sebelum kendali ISIS dilumpuhkan koalisi pimpinan AS.
Amerika Serikat mengatakan Al-Baghdadi bunuh diri di sebuah terowongan. Mereka memulai kampanye komunikasi mengenai ini.
Para pemimpin dunia menyambut baik kematiannya, tetapi mereka dan pakar keamanan memperingatkan bahwa kelompok itu yang melakukan tindakan-tindakan bengis terhadap kelompok-kelompok minoritas masih merupakan ancaman keamanan di Suriah dan wilayah lainnya.
Bulan lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan dua istri Al-Baghdadi juga terbunuh dalam penyerbuan itu yang berlangsung bulan lalu.
Kelompok itu mengatakan pihaknya sudah mempunyai pengganti Al-Baghdadi, yang bernama Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishi. Seorang pejabat AS mengatakan pekan lalu, Washington sedang meneliti pemimpin baru itu untuk menentukan asalnya. (*)
Editor : Edi Faisol