Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta, Jubi – Turki perbanyak peralatan militer ke perbatasan Suriah termasuk bantuan militer tiba di perbatasan Suriah di Provinsi Kilis dan Hatay, Turki Selatan, pada Kamis (13/9/2018. Tercatat alat perang kendaraan lapis baja, howitzer Firtina (badai), tank, dan alat berat pembangunan dikerahkan ke satuan perbatasan.
Kehadiran itu menunjukan Turki telah memperkuat kehadiran militernya di perbatasan Suriah yang belum lama ini telah mengumumkan rencana melancarkan serangan besar militer di Idlib, tempat tinggal lebih dari tiga juta orang Suriah.
Ancaman perang itu membuat banyak di antara masyarakat menyelamatkan diri dari kota besar lain setelah serangan oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad. Hal itu membuat PBB memperingatkan serangan semacam itu akan menakibatkan bencana "kemanusiaan terburuk pada Abad 21.
Sebelumnya pasukan militer Suriah didukung Iran dan Rusia menggempur Provinsi Idlib, yang menjadi kantong terakhir wilayah yang masih dikuasai pemberontak. Jet tempur Suriah dan Rusia kini terus meningkatkan serangan ke wilayah sisi selatan Idlib.
Idlib terletak di sebelah barat laut Suriah yang berbatasan dengan Afrin, kawasan dikuasai Turki di sebelah timur laut dan wilayah yang dikuasai pemerintah di sebelah tenggara dan barat daya. Jalan tol yang disebut M5 menghubungkan Aleppo dan Damaskus membentang di sebelah timur Idlib.
Provinsi itu jatuh ke tangan pemberontak pada awal 2015 dan dihuni oleh para militan dan jihadis. Kelompok gabungan militan bernama Hayat Tahrir al-Syam, masih cabang Al Qaidah, yang sebelumnya bernama Jabhat al Nusra, kini mendominasi Idlib. Kelompok gabungan militan lainnya bernama Pembebasan Barisan Nasional didukung oleh Turki.
Diperkirakan ada sekitar 50 ribu pemberontak, termasuk sekitar 10 ribu militan garis keras dan Al Qaidah di Idlib. Karena tidak ada tempat lain untuk lari mereka kemungkinan akan bertempur sampai mati ketimbang menyerah. (*)