Tumpukan sampah di selokan berdampak saat hujan lebat di Kabupaten Jayapura

Tumpukan sampah yang mengapung di Danau Sentani. - Jubi/Engel Wally

Papua No.1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Jan Jap Ormuresai, mengatakan banyak sampah yang menumpuk di selokan dan drainase, yang dampaknya muncul ketika hujan lebat.

Read More

“Belum lama ini kita merayakan Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh tanggal 21 Februari setiap tahunnya. Momen ini kita lewati, dengan kondisi kota kita yang diamuk oleh banjir dan sampah yang keluar dari setiap selokan di kota,” ujarnya, di Sentani, Selasa (1/3/2022).

Ia mengajak semua masyarakat agar selalu bijaksana dalam mengatasi sampah, di mulai dari dalam rumah masing-masing. Sampah dipilah dengan baik, lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah atau tempat sampah yang disediakan.

“Ketika sampah berada di tengah jalan, kita sendiri yang resah dan mengeluh. Alam yang mempermalukan kita dengan menunjukkan sampah yang tersimpan di selokan, sebagai bukti kecerobohan kita sendiri,” jelasnya.

Dengan kondisi cuaca saat ini, lanjut Ormuserai, semua orang harus peka dan dengan sadar mengatasi sampahnya, sehingga tidak menyusahkan orang lain dan lingkungan umum lainnya.

“Danau Sentani menjadi pelabuhan terakhir sampahnya perkotaan, fasilitas umum di Kota Jayapura seperti pasar dan pusat belanja lainnya jadi amukan banjir, dan volume air yang cukup besar bersama sampah-sampah yang berhamburan di berbagai tempat. Kalau kita jaga alam dengan baik dan penuh tanggung jawab, maka sebaliknya, kita juga akan aman dari bencana alam,” ucapnya.

Sementara itu, Kris Kores Tokoro, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) Kabupaten Jayapura, menjelaskan berbagai regulasi tentang lingkungan hidup telah dibuat dan disosialisasikan kepada semua unsur masyarakat, bahkan dilakukan berkali-kali dan banyak papan larangan serta informasi yang dipasang di tempat-tempat umum.

“Yang lalu saya mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, memang sangat berat menghadapi karakter manusia yang berbeda-beda. Anehnya, Ada saja cara mereka untuk melanggar aturan dengan sengaja, padahal yang bersangkutan sudah tahu bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan. Misalnya, membuang sampah pada malam hari di sungai, membuka lahan perkebunan di kawasan cagar alam, dan masih banyak lagi. Memang berat, tetapi manusia ini diberi akal dan pikiran untuk bisa memahami dampak yang akan terjadi di kemudian hari,” katanya. (*)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply