Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta, Jubi – Presiden AS, Donald Trump, mengaku tidak ingin mendengarkan rekaman suara pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi meski menghadapi tekanan untuk menghukum Arab Saudi atas kasus itu. Ia juga memilih tetap menempatkan Saudi sebagai sekutu dekat.
"Saya tidak ingin mendengar rekaman itu. Tidak ada alasan bagi saya untuk mendengarkan rekaman itu," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News Sunday, Senin pagi, (19/11/2018).
Trump menyatakan telah mengetahui pembunuhan itu, tanpa harus mendengarnya. “(Yang terjadi dalam rekaman itu) sangat bengis, keji, dan mengerikan," kata Trump, menambahkan.
Trump menggelar wawancara dengan Fox News Sunday dan direkam pada Jumat (16/11/2018), tepat sebelum CIA memberi penjelasan singkat kepada staf Trump soal dugaan keberadaan perintah dari putra mahkota Kerjaan Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MbS) dalam pembunuhan Khashoggi.
Namun, Trump menyebut belum ada bukti yang bisa menguatkan dugaan banyak orang itu meski ada keterlibatan orang-orang dekat pangeran dalam kasus itu. Hal itu menunjukkan Trump tetap ingin mempertahankan hubungan baiknya dengan Arab Saudi.
“Dia (MbS) mengatakan kepada saya bahwa dia tidak ada hubungannya dengan [kasus] itu," kata Trump menjelaskan.
Ia menegaskan orang-orang yang cukup dekat MbS mungkin terlibat dalam kasus pembunuhan Kashogi, namun Trump mengakui ingin membangun sekutu secara baik dengan Arab Saudi. Pernyataan Trump disampaikan saat ia menghadapi tekanan kuat dari anggota parlemen senior, baik itu dari Partai Demokrat maupun Partai Republik, untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap Arab Saudi.
Bahkan sejumlah usulan menyebutkan agar Trump menunda penjualan senjata dan tak lagi mendukungan MbS. Sedangkan Pemerintah AS pada Kamis (15/11/2018) memberlakukan sanksi ekonomi terhadap 17 pejabat Saudi atas dugaan peran mereka dalam pembunuhan itu, meski tidak menargetkan sanksi jelas kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Senator Republik, Lindsey Graham, sekutu dekat Trump, mengatakan tidak ragu tentang keterlibatan MbS dalam pembunuhan Khashoggi itu, meski ia menilai Arab Saudi adalah sekutu penting.
“Tetapi ketika datang ke putra mahkota, dia (MbS) tidak rasional, dia tertunduk, dan saya pikir dia melakukan banyak merusak hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi. Dan saya tidak punya niat untuk bekerja sama dengannya lagi," kata Graham kepada NBC. (*)