Trump disebut pemicu kebencian dan menimbulkan bentrok di Portland

Papua
Ilustrasi Trump, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Wali Kota Portland, Oregon, Amerika Serikat, Ted Wheeler mengatakan Presiden Donald Trump menciptakan kebencian dalam bentrokan antara pendukungnya dan pendemo penuntut kebrutalan polisi yang menewaskan satu orang, Minggu (30/8/2020).

Read More

Dalam sebuah konferensi pers, Wheeler bertanya kepada Trump yang dinilai menciptakan kebencian.

“Anda lah yang menciptakan kebencian dan perpecahan. Anda lah yang belum menemukan cara untuk menyebutkan nama-nama orang kulit hitam yang dibunuh oleh petugas polisi bahkan seperti yang dimiliki oleh penegak hukum. Dan Anda lah yang mengklaim bahwa supremasi kulit putih adalah orang baik,” ujar wali kota dari Partai Demokrat itu.

Baca juga : Ini alasan demonstran AS ingin robohkan patung Andrew Jackson

Penembakan oleh polisi di AS, keluarga Rayshard Brooks menuntut keadilan

PM Johnson : kemarahan atas kematian Floyd tidak dapat diabaikan

Wheeler juga mengatakan bahwa kampanye ketakutan yang dilancarkan Trump telah menciptakan kebencian dan penghinaan di AS. Kepada Trump, Wheeler menyesalkan selama empat tahun rakyat kota itu harus hidup dengan serangan rasis.

“Sejak awal kami belajar tentang sikap seksis Anda terhadap wanita. Kami harus menanggung video (yang memperlihatkan) Anda mengejek pria cacat. Kami harus mendengarkan serangan anti-demokrasi Anda terhadap jurnalis,” ujar Wheeler menegaskan.

Wheeler mengaku telah membaca kicauan Trump di Twitter yang mengecam warga sipil di titik menerima ancaman pembunuhan. “Dan kami mendengarkan serangan Anda terhadap imigran,” kata  Wheeler menjelaskan.

Komentar Wheeler memprovokasi serangan kicauan yang dilancarkan Trump di akun Twitter pribadinya pada Minggu sore. Trump mengecam Wheeler sebagai orang “aneh”. “Portland tidak akan pernah pulih dengan kebodohan wali kotanya. Dia (Wheeler) ingin menyalahkan saya dan Pemerintah Federal karena terlibat, tapi dia belum melihat apapun. Kami hanya berada di sana dengan sekelompok kecil (orang) untuk membela Gedung Pengadilan AS, karena dia tidak bisa melakukannya,” cuit Trump di Twitter. Merujuk pada latar belakang kampanyenya, Trump menyatakan orang-orang Portland, seperti semua kota lain dan bagian dari negara kita yang hebat, menginginkan hukum dan ketertiban.

Kicauan tersebut menanggapi permintaan Wheeler kepada presiden untuk membiarkannya, sebagai wali kota, menangani kerusuhan. “Presiden Trump, Anda tidak membawa perdamaian. Anda tidak menghormati Demokrasi kami. Anda, Tuan Presiden, perlu melakukan tugas Anda sebagai pemimpin bangsa ini dan saya, Tuan Presiden, akan melakukan tugas saya sebagai walikota di kota ini,” kata Wheeler dalam konferensi pers.

Komentar tegas Wheeler muncul sehari setelah insiden penembakan yang menewaskan satu orang dalam bentrokan antara pendukung Trump dan pengunjuk rasa yang mengecam kebrutalan polisi.

Selama lebih dari 90 malam berturut-turut, pengunjuk rasa di Portland berkumpul melawan kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial. Protes itu dipicu oleh pembunuhan pria kulit hitam George Floyd pada Mei lalu dan kian memanas setelah polisi kembali menembak pria kulit hitam lainnya, Jacob Blake akhir pekan lalu di Wisconsin.

Sebelumnya seseorang telah ditembak di pusat kota Portland pada Sabtu (29/8/2020) malam. Polisi belum merilis rincian mengenai data korban. Namun menurut mereka, orang itu ditembak di bagian dada sekitar pukul 20.46 di dekat Southwest Third Avenue dan Southwest Alder Street. Seseorang yang sempat menyaksikan penembakan itu dan merekam sebagian dalam siaran langsung di akun Facebook-nya. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply