Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Jayapura, Jubi – Persipura selalu kebobolan pada 6 laga yang sudah dilalui. Terakhir saat menjamu Bhayangkara FC, Mutiara Hitam lagi-lagi kemasukan 2 gol di menit akhir, saat sudah memimpin 3-0.
Situasi ini mendapat masukan dari mantan pemain Persipura maupun para pengamat sepak bola di Jayapura.
Mereka mengevaluasi lini tengah dan lini belakang Persipura saat transisi masih sangat lambat, sehingga lawan mudah memanfaatkan celah yang ada untuk menciptakan peluang gol.
Mantan gelandang Persipura Eduard Ivakdalam menilai saat menjamu Bhayangkara FC, penampilan sangat berbeda dengan laga sebelumnya saat menghadapi Persib.
"Mungkin karena faktor capek atau kelelahan sehingga tampil dibawah. Berbeda ketika main di Bandung, ketika main di kandang mereka tampil tidak maksimal. Terutama organisasi posisi gelandang ke bertahan. Transisinya dari perubahan menyerang ke bertahan lambat, makanya kita kecolongan," kata Eduard Ivakdalam kepada Jubi, Senin (15/5/2017).
Ia mengatakan, sampai menit akhir pun, Boaz dan kawan-kawan masih kecolongan. Kata dia, apa mungkin karena Persipura terlampau puas dengan hasil yang dicapai tiga gol.
"Ini yang harus dijaga sama Persipura. Karena kita lihat tahun kemarin, Persipura lawan PS TNI kebobolan di menit akhir. Ini yang perlu dibenahi. Saya kira mungkin pelatih lebih tahu dan mungkin sudah dapat masukan dari luar. Muda-mudahan di pertandingan berikut mereka bisa benahi ini," katanya mengevaluasi.
Pemain yang sudah membawa Persipura empat kali menjuarai Liga Indonesia ini menilai untuk lini depan masih sangat solid. Hanya posisi gelandang dan belakang harus lebih kompak lagi.
"Saya lihat kemarin cukup jauh antara stoper. Kita bisa lihat waktu lawan Persib, kebobolan karena kedua stoper sedikit bermain terbuka, makanya lawan masuk ke celah-celah itu dan menciptakan peluang. Ini harus cepat dibenahi karena tim-tim lain sedang mengintip kita punya kelemahan. Jika kita tidak benahi ini, maka kita akan kesulitan. Mudah-mudahan dengan masukan-masukan kita, bisa membantu pelatih untuk membenahi itu," kata Edu.
Soal kinerja pelatih Persipura sejauh ini. Kaka Edu ini mengatakan untuk setiap pelatih pasti punya menu berbeda-beda. Sehingga kata dia, akhir-akhir ini Persipura grafiknya naik-turun.
"Kita berharap setiap pertandingan Persipura grafiknya naik terus. Muda-mudahan pelatih ada perbaikan, apalagi kita punya pemain senior masih ada, hanya kita punya grafik yang belum stabil," katanya.
Secara terpisah Daniel Womsiwor, ketua Iptek KONI Kota Jayapura mengatakan manajemen Persipura sebelum putaran kedua, perlu ada penambahan pemain muda di lini belakang.
Womsiwor bilang Ricardo dan Dominggus sudah kepala 3. Artinya usia 30-an tahun perlu di back up pemain muda yang sangat berpengalaman.
"Jika kelemahan ini bisa diatasi segera, saya kira Persipura kandidat terkuat peraih gelar Liga 1 tahun ini,” tegasnya sambil menambahkan kalau perlu Addison Alves (striker) dilepas dan ganti dengan pemain belakang.
“Saya sangat yakin tahun ini Persipura juara, kalau pertahanan kita segera dievaluasi sebelum putaran kedua,” ungkapnya.
Materi dan mental juara sudah nampak di tim ini, tapi jangan sampai masalah pertahanan tidak di seriusi.
Ia menambahkan, meski Persipura kalah di Bandung dan Kebobolan 2 gol di Mandala tapi Persipura masi tampil sebagai tim juara.
"Maka evaluasi lini belakang perlu ditambah dengan pemain muda, agar putaran kedua tim lebih fokus pada perebutan gelar scudetto dan terhindar dari cideranya sederet pemain tua yang bisa menghambat laju tim sebagai juara Liga 1," demikian pendapat Womsiwor. (*)