Tolak surat perintah pengadilan, Gubernur Jenderal Kepulauan Solomon angkat suara

Gubernur Jenderal Kepulauan Solomon, Sir Frank Kabui, menerangkan keputusannya dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan Jumat lalu (26/4/2019), di halaman 7 koran Solomon Star. - Solomon Times Online/Supplied
Gubernur Jenderal Kepulauan Solomon, Sir Frank Kabui, menerangkan keputusannya dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan Jumat lalu (26/4/2019), di halaman 7 koran Solomon Star. – Solomon Times Online/Supplied

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Honiara, Jubi – Gubernur Jenderal Kepulauan Solomon, Sir Frank Kabui, Jumat kemarin (26/4/2019), angkat suara mengenai mengapa dia menolak perintah Pengadilan Tinggi, untuk menunda pemilihan Perdana Menteri.

Read More

Mathew Wale, melalui pengacaranya Gabriel Suri, mendapatkan surat perintah pengadilan tersebut hanya satu jam sebelum pemilihan PM dimulai pukul 09:30, Rabu pekan lalu.

“Meski saya menghormati perintah Pengadilan Tinggi yang diberikan kepada saya pada hari itu, menurut pandangan saya, saya tidak berkewajiban untuk mematuhi suratnya, berdasarkan paragraf 11 pada Pasal 2 pada Konstitusi,” kata Kabui, dalam sebuah artikel opini, diterbitkan Jumat, di halaman 7 koran Solomon Star.

Selanjutnya, ia memperbolehkan pemilihan PM untuk diteruskan karena, dalam pandangannya, rakyat Kepulauan Solomon memerlukan pemerintahan baru sesegera mungkin.

“Saya memiliki tugas konstitusional, dan saya melakukan ini untuk kepentingan negara,” tegasnya.

Akibat Kabui menolak surat perintah itu, 15 MP dari kelompok koalisi Grand Coalition Wale, memilih untuk walk out dari Parlemen selang pemilihan perdana menteri. Sebanyak 35 MP yang tinggal melanjutkan proses itu dan memberikan dukungan mereka untuk Sogavare, yang akhirnya dinyatakan sebagai perdana menteri untuk keempat kalinya.

Kabui, pensiunan hakim Pengadilan Tinggi, berkata dia tahu perintah pengadilan itu akan datang, tetapi ia tidak menerimanya sampai saat rapat sudah dimulai dan sedang berlangsung.

Sementara itu, kepolisian Kepulauan Solomon saat ini sedang melakukan pemeriksaan forensik, atas kerusakan dan penjarahan yang dilakukan ke Pacific Casino Hotel dan toko-toko dan bangunan lainnya, saat kerusuhan Rabu lalu. Sejumlah kendaraan yang diparkir di depan hotel juga dirusak.

Komisaris Polisi, Matthew Varley, berkata tidak ada kerusakan parah akibat kebakaran yang dilaporkan.

PM Manasseh Sogavare yang baru terpilih, selama ini merupakan pendukung setia Papua Barat, dalam konferensi pers pertamanya Rabu lalu, berkata ia akan mengambil pendekatan yang lebih bersahabat atas isu ini. (Solomon Star News)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply