Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Dekai, Jubi – Pemerintah Daerah Yahukimo meminta pemerintah pusat menyediakan anggaran untuk pengerukan dan normalisasi sungai Brasa di Dekai. Brasa merupakan satu-satunya jalur utama transportasi air yang dilalui kapal-kapal untuk memasok kebutuhan masyarakat di ibukota tersebut.
Permintaan itu disampaikan langsung Bupati Abock Busup kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungannya untuk meninjau sejumlah infrastruktur pendukung konektivitas yakni bandara dan pelabuhan disejumlah kota di wilayah pegunungan Papua, salah satunya Dekai, Yahukimo, pada Kamis (22/9/2016).
"Kesempatan peninjauan Pak menteri itu, kami harap Pak menteri perhubungan bisa membuka isolasi sungai ini. Sebab, kalau banjir, ketinggian air bisa sampai 10 meter namun ketika musim kering begini kedalamannya hanya sampai 5 meter," kata Abock kepada Jubi, Minggu (25/9/2016).
Abock yang baru enam bulan memimpin ini mengaku kali Brasa menjadi salah satu jalur penting sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan warganya. Oleh karenanya, ia menuturkan tidak ingin warganya mengalami kesulitan dalam mendapatkan kebutuhan sehari-hari lantaran kapal terhenti masuk karena sungai kering, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Bupati menuturkan, dengan menggunakan sungai Brasa, kapal-kapal idealnya bisa membawa hingga berat muatan 350 ton, yang berarti sembilan bahan pokok kebutuhan warga dapat terpenuhi. Namun target tersebut belum dapat tercapai, salah satu hambatannya adalah anggaran.
"Yang menjadi kelemahan kami adalah anggaran sehingga kami berharap kepada bapak menteri perhubungan agar bisa bantu kami buka isolasi di sungai ini, kita buat normalisasi tingkat kedalaman airnya," ucap Abock. Ia tak menyebut besaran anggaran yang dibutuhkan.
Jalur sungai ini menghubungkan Yahukimo dengan beberapa kota di Papua seperti Agats dan Timika. Jarak antara kota Dekai ke pelabuhan Lokbon adalah 18 Km.
Selain pelabuhan Lokbon, Menteri Budi Karya Sumadi juga meninjau infrastruktur bandara Nop Goliat di Dekai.
Kepala bandara Nop Goliat, Joko Harjani, mengatakan Yahukimo yang memiliki distrik terbanyak di Papua, yakni 51 distrik dan 517 kampung itu, masih melayani tujuh rute penerbangan dari ibukota ke kampung. Dan, untuk beberapa daerah perintis lainnya, katanya, dilayani oleh pemerintah Wamena, yang sebelumnya menjadi induk kabupaten dari Yahukimo.
"Tahun depan tetap tujuh rute karena keterbatasan anggaran," kata Joko. (*)